KETIK, SURABAYA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bersama para pemimpin negara Arab dan Muslim menandatangani Deklarasi Gaza Peace Summit di Mesir pada Senin, 13 Oktober 2025.
Deklarasi ini bertujuan memperkuat gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, dan ditandatangani tak lama setelah Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata berdasarkan usulan Trump.
“Hari yang luar biasa bagi Timur Tengah,” ujar Trump di hadapan para pemimpin dunia.
Menurutnya, konflik ini merupakan salah satu yang paling pelik namun berhasil diselesaikan, sehingga perdamaian dapat tercapai.
KTT Gaza di Mesir dan penandatanganan deklarasi tersebut berlangsung hanya beberapa jam setelah Hamas membebaskan 20 warga Israel yang disandera selama dua tahun terakhir.
Di saat yang sama, Israel juga membebaskan 1.968 warga Palestina yang menjadi tahanan di penjaranya.
Trump menyampaikan bahwa komitmen bersama terhadap rencana perdamaian 20 poin yang ia susun akan menjadi fondasi penting bagi terciptanya perdamaian yang agung, gemilang, dan abadi di kawasan tersebut.
Dikutip dari Al Jazeera, Trump menegaskan, “Pilihan bagi Palestina sudah sangat jelas. Ini adalah kesempatan mereka untuk selamanya meninggalkan teror dan kekerasan yang ekstrem, serta mengasingkan kekuatan jahat kebencian yang ada di tengah-tengah mereka.”
Ia juga menambahkan bahwa keluhan warga Palestina terhadap Israel didorong oleh kebencian, bukan oleh kondisi material yang dipaksakan oleh Israel kepada mereka.
Dalam laman resmi The White House, Donald Trump menyampaikan deklarasinya mengenai perdamaian serta kemakmuran abadi.
“Dengan semangat ini, kami menyambut baik kemajuan yang dicapai dalam membangun perjanjian perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan di Jalur Gaza, serta hubungan yang bersahabat dan saling menguntungkan antara Israel dan negara-negara tetangganya di kawasan tersebut," ucap Trump. (*)
