KETIK, PAMEKASAN – Apresiasi, literasi, dan kemanusiaan berpadu dalam satu panggung. Itulah yang tergambar dalam AJP Award 2025 yang digelar di Azana Style Hotel Madura, Selasa, 9 Desember 2025, malam. Agenda dua tahunan yang diinisiasi Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) ini berlangsung spektakuler.
Sejumlah tamu undangan dari unsur Forkopimda, pimpinan pemerintahan maupun nonpemerintahan, serta legislatif hadir dan menjadi saksi suksesnya pelaksanaan AJP Award 2025.
Puluhan nominator seperti Prof. Achsanul Qosasi serta H. Khairul Umam atau Haji Her turut memberi dukungan langsung terhadap kegiatan tersebut.
Tiga momentum besar digelar. Mulai dari penganugerahan AJP Award 2025, peluncuran buku ”Pamekasan Mencari Identitas”, dan peresmian Rumah Singgah yang beralamat di Jalan Kemangi Nomor 12, Pacar Keling, Kecamatan Tambak Sari, Surabaya.
Fasilitas itu diperuntukkan bagi keluarga pasien yang membutuhkan tempat tinggal sementara saat menjalani pengobatan di Surabaya. Sehingga, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat, khususnya dari Pamekasan dan Madura pada umumnya.
Pada kesempatan yang sama, AJP juga meluncurkan buku ”Pamekasan Mencari Identitas”, sebuah karya kolektif anggota AJP yang merekam dinamika sosial, budaya, hingga arah pembangunan Pamekasan melalui sudut pandang jurnalisme.
Ketua Panitia AJP Award 2025 Zainul Atikurrahman menyampaikan rasa syukur atas lancarnya seluruh rangkaian acara. Dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama panitia yang menjadi pondasi suksesnya kegiatan.
”Terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja maksimal, juga kepada para nominator yang turut mewarnai AJP Award 2025. Ini adalah AJP Award yang kedua. Semua ini menjadi bukti bahwa setiap momentum dan peluang bisa diraih dengan perjuangan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua AJP M. Khairul Umam menegaskan bahwa AJP Award merupakan ruang pembuktian bahwa jurnalis adalah pilar keempat demokrasi yang bekerja dengan prinsip profesionalisme.
”Teman-teman menggelar acara yang spektakuler, bahkan mencoba menembus mimpi. Jurnalis adalah pilar keempat demokrasi. Kami kaum profesional, bukan pengemis,” tegasnya.
Pria yang karib disapa Irul itu menyebutkan bahwa AJP Award merupakan agenda dua tahunan yang akan terus digelar. Dalam waktu dekat, organisasi wartawan itu juga akan melaksanakan kongres organisasi sebagai bagian dari regenerasi kepemimpinan.
”Kami akan terus berkarya dan menegaskan identitas bahwa kami adalah kaum profesional,” katanya.
Dalam AJP Award 2025, panitia hanya menyiapkan beberapa nominasi utama. Namun karena banyaknya tokoh, lembaga, dan gerakan inspiratif di luar nominasi awal, maka sejumlah kategori penghargaan ditambah. Di antaranya diberikan kepada Cahaya Ummat hingga Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata.
”Kami berkarya tidak hanya secara transaksional. Semua rangkaian kegiatan seperti launching buku, rumah singgah, hingga AJP Award diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” pungkasnya. (*)
