Bromo Jadi Panggung Diplomasi Bahasa, Balai Bahasa Jatim Luncurkan Buku Saku BIPA untuk Pelaku Wisata

7 September 2025 15:20 7 Sep 2025 15:20

Thumbnail Bromo Jadi Panggung Diplomasi Bahasa, Balai Bahasa Jatim Luncurkan Buku Saku BIPA untuk Pelaku Wisata
Balai Bahasa Jawa Timur saat meluncurkan Buku Saku BIPA untuk Pelaku Wisata Bromo. (Foto: Dok. Humas BBJT)

KETIK, PROBOLINGGO – Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kini tidak hanya menjadi ikon wisata alam Indonesia, tetapi juga menjadi panggung baru bagi diplomasi bahasa.

Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan Buku Saku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) sekaligus melatih 70 pelaku wisata agar siap menjadi garda depan dalam mengenalkan bahasa Indonesia kepada turis mancanegara.

Pelatihan yang digelar pada 3-5 September 2025 ini diikuti pemandu wisata, pegawai hotel, agen perjalanan, hingga penyedia jasa wisata di sekitar TNBTS.

Mereka dianggap sebagai pihak yang setiap hari berinteraksi langsung dengan wisatawan asing dan berperan penting sebagai duta bahasa di lapangan.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Puji Retno Hardiningtyas, menyebut peluncuran buku saku BIPA sebagai jawaban atas kebutuhan nyata di lapangan.

“Buku ini sederhana tetapi bermakna. Wisatawan asing senang ketika diajak mengenal bahasa Indonesia dasar, dan pelaku wisata kini memiliki alat bantu praktis untuk berinteraksi,” ujarnya.

Selain buku saku, peserta juga menerima buku pedoman, versi digital buku ajar, dan panduan bimbingan teknis yang bisa langsung digunakan saat melayani wisatawan.

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menegaskan bahwa bahasa Indonesia kini menduduki posisi strategis di dunia.

“Tahun ini, untuk pertama kalinya pidato resmi pemerintah Indonesia di Sidang Umum UNESCO akan menggunakan bahasa Indonesia. Ini bukti bahwa bahasa kita sudah diakui dunia. Tapi penguatan di akar rumput, seperti di sektor pariwisata ini, sama pentingnya,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya melestarikan bahasa daerah sebagai sumber kekayaan yang memperkaya bahasa Indonesia.

Menariknya, pelatihan ini tak hanya berupa teori. Para peserta diajak langsung mempraktikkan kosakata bahasa Indonesia kepada turis asing di sekitar TNBTS. Hasilnya, mereka merasa lebih percaya diri.

“Selama ini kami malu berinteraksi dengan turis. Setelah pelatihan ini, kami lebih berani memperkenalkan bahasa Indonesia,” ujar Eka dan Dea, pelaku wisata asal Bromo.

Program ini juga didukung Pemerintah Desa Ngadisari. Kepala Desa, Sunaryono, menyebut kegiatan ini membangkitkan semangat warga untuk bangga menggunakan bahasa Indonesia.

“Biasanya kita diajak belajar bahasa asing. Kali ini kita justru diajak mengenalkan bahasa Indonesia kepada turis. Itu membuat masyarakat semakin percaya diri,” katanya.

Peserta juga mendapatkan materi budaya dari tokoh masyarakat, termasuk Romo Dukun Pandita Sutomo, yang menekankan pentingnya generasi muda menjadi duta budaya lokal.

Ketua APPBIPA Pusat, Gatut Susanto, menilai kegiatan ini layak dijadikan model nasional. Sementara Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah, menyebut pelaku wisata sebagai pahlawan devisa yang punya peluang besar untuk memperkenalkan bahasa Indonesia secara alami kepada dunia.

Kegiatan ini ditutup dengan pembacaan komitmen peserta untuk terus menggaungkan trigatra bangun bahasa: utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing. (*)

Tombol Google News

Tags:

Balai Bahasa Jawa Timur buku saku Bipa Bromo Wisata Bromo Bromo Tengger bahasa indonesia