KETIK, PEKALONGAN – Sebagai upaya meningkatkan pemahaman insan pers terhadap data dan informasi statistik serta memperkuat dukungan publik terhadap pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pekalongan menggelar kegiatan Literasi Statistik bagi Wartawan, berlangsung di Aula Kantor BPS Kota Pekalongan Selasa, 11 November 2025.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan BPS, dan wartawan dari berbagai media cetak, elektronik, dan daring. Acara ini menjadi bagian dari upaya BPS membangun kolaborasi strategis dengan insan pers dalam menyukseskan agenda besar Sensus Ekonomi (SE2026).
Kepala BPS Kota Pekalongan, Hayu Wuranti, menyampaikan bahwa, literasi statistik sangat penting agar media mampu menyajikan informasi berbasis data secara akurat, berimbang, dan edukatif bagi masyarakat.
“Wartawan adalah mitra strategis kami dalam menyebarluaskan hasil statistik dan mendukung kegiatan sensus. Melalui literasi ini, kami ingin memastikan bahwa data yang kami rilis dipahami dengan benar dan digunakan secara tepat oleh publik,” ujarnya.
Ia menambahkan, media massa memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem literasi statistik di masyarakat. Dalam konteks pemberitaan, kemampuan literasi statistik tersebut sangat penting agar informasi yang disampaikan media tidak hanya menarik secara jurnalistik, tetapi juga akurat dan berbasis data resmi.
Ia menyebut, di era keterbukaan informasi saat ini, masyarakat dibanjiri oleh berbagai data dan informasi dari banyak sumber. Namun, tidak semuanya bisa dipertanggungjawabkan. Di sinilah fungsi media hadir sebagai penyaring dan penafsir data yang kredibel.
"Tugas kami di BPS adalah menghasilkan data yang valid, objektif, dan independen. Sementara peran media adalah menjembatani agar data tersebut dipahami oleh publik secara benar. Kolaborasi ini penting agar tidak ada lagi kesalahpahaman dalam menafsirkan angka statistik,” tambahnya.
Lanjutnya, kegiatan literasi statistik ini juga diharapkan menjadi titik awal munculnya jurnalisme berbasis data (data journalism) di tingkat lokal. Ia menjelaskan bahwa, banyak isu sosial, ekonomi, dan pembangunan daerah yang bisa digali dari data BPS.
"Kami ingin teman-teman wartawan semakin akrab dengan data. Misalnya, saat menulis tentang inflasi, kemiskinan, atau ketenagakerjaan, tidak hanya berdasarkan opini, tapi juga didukung dengan data resmi dari BPS. Dengan begitu, berita menjadi lebih kuat dan mendidik,” tandasnya.(*)
