KETIK, SLEMAN – Proyek pembangunan lintasan lari (jogging track) di Stadion Forlantas, Kalurahan Sidomoyo, Kapanewon Godean, kembali menuai sorotan pada hari terakhir masa kontrak, Selasa, 30 Desember 2025. Selain persoalan kualitas permukaan lintasan, pembangunan tersebut diduga menutup saluran drainase aktif yang selama ini berfungsi sebagai jalur pembuangan air hujan.
Berdasarkan pantauan di lokasi pada Selasa sore, jalur jogging track yang mengelilingi sisi barat stadion terlihat dibangun tepat di atas selokan. Akibatnya, saluran air hujan (SAH) yang berperan penting mencegah genangan di area stadion tertutup material urugan dan paving blok.
"Betul ini saluran aktif yang selama ini untuk mengatasi limpahan air hujan," ungkap salah satu warga bernama Budi saat ditemui di lokasi.
Kondisi sisi Barat: pembangunan Jalur joging track di sisi barat Stadion Forlantas, Selasa 30 Desember 2025, terpantau menutup saluran air hujan aktif. (Foto: Fajar R/Ketik.com)
Penutupan drainase tersebut menambah daftar persoalan teknis dalam proyek bernilai Rp500 juta itu. Sebelumnya, pengerjaan lintasan jogging track juga disorot karena pemasangan paving blok diduga dilakukan tanpa penggalian tanah dasar sebagai fondasi. Kondisi itu berdampak pada munculnya genangan air di sejumlah titik lintasan yang permukaannya tidak rata.
Pemkal Sidomoyo Masih Bungkam
Hingga berita ini diturunkan, Pemerintah Kalurahan (Pemkal) Sidomoyo belum memberikan keterangan resmi terkait dugaan penutupan saluran air aktif maupun kualitas pengerjaan fisik proyek di lapangan. Padahal, Selasa ini merupakan batas akhir masa pengerjaan sesuai kontrak Nomor 3/TPK.SDMY/X/2025 yang dilaksanakan oleh CV Bhakti Pertiwi Utama.
Ulu-ulu Sidomoyo, Wisnu Hardono, sebelumnya menyampaikan pesan dari Lurah Sidomoyo Hariyadi yang mengundang jurnalis Ketik.com untuk melakukan pertemuan informal dibandingkan memberikan jawaban tertulis atas 15 poin pertanyaan teknis yang telah diajukan.
Akibat beban berlebih, struktur besi grill drainase di area Stadion Forlantas tampak bengkok dan ambles, diduga akibat dilalui truk bermuatan material proyek. Kerusakan ini menjadi risiko teknis tambahan di tengah upaya percepatan pembangunan joging track pada akhir tahun. (Foto: Fajar R/Ketik.com)
"Besuk sekalian kami jelaskan pas kepanggih mawon (ketemu saja, red), Pak, makasih," jawab Wisnu singkat.
Risiko Kerusakan Infrastruktur
Penutupan saluran drainase aktif oleh jalur jogging track dinilai berisiko menimbulkan banjir lokal di kawasan stadion saat curah hujan tinggi. Selain itu, air yang terperangkap di bawah lapisan paving blok tanpa sistem pembuangan berpotensi melunakkan tanah dasar, terlebih jika pengerjaan fondasi memang tidak dilakukan secara memadai.
Masyarakat kini menunggu keterbukaan informasi dari pihak kalurahan serta hasil evaluasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (DPMK) Kabupaten Sleman terkait penggunaan Dana Desa senilai Rp500 juta tersebut. Pasalnya, proyek yang dikebut hingga malam hari itu justru meninggalkan persoalan lingkungan dan infrastruktur yang dinilai cukup serius. (*)
