Balai Bahasa Provinsi Jatim Tanamkan Budaya Literasi Kritis Sejak SD di Pasuruan

11 Agustus 2025 18:03 11 Agt 2025 18:03

Thumbnail Balai Bahasa Provinsi Jatim Tanamkan Budaya Literasi Kritis Sejak SD di Pasuruan
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur saat menyelenggarakan Bimtek siswa SD di Kabupaten Pasuruan. (Foto: Dok. BBP Jatim)

KETIK, PASURUAN – Suasana Aula Rumah Makan Kebon Pring, Kabupaten Pasuruan, tampak riuh dengan semangat ratusan siswa Sekolah Dasar.

Mereka hadir mengikuti sesi akhir Bimbingan Teknis (Bimtek) Cerdas Mengulas Buku yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) melalui Tim Kerja Literasi.

Program yang dimulai sejak Juli 2025 ini menjadi bagian dari implementasi kebijakan nasional Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Tujuan kegitam ini untuk menumbuhkan budaya literasi kritis di kalangan pelajar SD, agar mereka tak sekadar membaca, tetapi juga mampu memahami, mengkritisi, dan mengungkapkan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri.

Kegiatan ini diikuti 200 siswa dari berbagai sekolah di Kabupaten Pasuruan, terdiri atas 100 siswa kelas 3 dan 100 siswa kelas 5.

Pembagian tersebut dimaksudkan untuk menyesuaikan materi dan metode pembelajaran dengan tingkat perkembangan kognitif anak sehingga lebih mudah dipahami dan dapat dipraktikkan dalam membaca sehari-hari.

Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas menegaskan bahwa keterampilan mengulas buku adalah bekal penting menghadapi tantangan zaman.

“Melalui kegiatan ini, saya berharap anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga mampu memahami, mengkritisi, dan menyampaikan kembali isi buku dengan cara mereka sendiri,” ujarnya melalui Senin 11 Agustus 2025.

Retno menambahkan, literasi sejak dini akan menjadi pondasi untuk mengasah pola pikir, kreativitas, dan rasa ingin tahu anak di masa depan.

Apresiasi juga datang dari Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan, Maria Ulfa, yang melihat program ini sejalan dengan visi melahirkan generasi analitis.

“Kami ingin siswa tidak hanya pandai membaca, tapi juga mampu menganalisis dan menyampaikan informasi kembali dengan bahasa mereka sendiri,” kata Maria.

Ketua Komunitas Rumah Menulis, Muhari
membekali peserta dengan teknik sederhana namun efektif, seperti membuat peta pikiran, merangkum inti cerita dalam tiga kalimat, hingga menyampaikan ulasan secara lisan.

“Literasi bukan hanya soal membaca, tapi juga menghargai ide dan gagasan. Anak-anak harus berani berpendapat dan tak takut salah,” tutur Muhari.

Metode ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa berbicara di depan umum sekaligus menumbuhkan minat baca berkelanjutan.

BBP Jatim optimistis, dengan dukungan pemerintah daerah dan komunitas literasi, manfaat bimtek ini akan meluas, tak hanya bagi peserta yang hadir, tetapi juga ke lingkungan sekolah dan masyarakat.

Harapannya, budaya literasi di Kabupaten Pasuruan akan terus tumbuh, mengantarkan generasi muda menjadi pembaca yang kritis, cerdas, dan kreatif.(*)

Tombol Google News

Tags:

Balai Bahasa Provinsi Jatim Bimtek   Cerdas Mengulas Buku literasi Kepala BBP Jatim Puji Retno Pasuruan