KETIK, PEKALONGAN – Sebanyak 730 anak usia dini dari 10 lembaga pendidikan PAUD yang tergabung dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia wilayah Kabupaten dan Kota Pekalongan antusias mengikuti Simulasi Manasik Haji Tahun 2025, Selasa, 21 Oktober 2025, di area H.A. Djunaid Convention Center, Kota Pekalongan.
Kegiatan bertema “Manasik Haji Menumbuhkan Cinta kepada Allah SWT Sejak Dini” ini berlangsung meriah dan penuh semangat sejak dimulai pukul 07.00 pagi. Cuaca yang teduh menambah kenyamanan peserta dan pendamping selama pelaksanaan kegiatan, sehingga seluruh tahapan simulasi dapat diikuti dengan tertib dan antusias.
Ketua Panitia, Aimatun Nafiah dari TK As-Salam, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya mengenalkan Rukun Islam kelima kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan melalui pendekatan praktik langsung.
“Kegiatan ini bukan hanya mengenalkan teori tentang ibadah haji, tapi juga memberi kesempatan anak-anak untuk mempraktikkan langsung tahapan-tahapan manasik. Dengan begitu, mereka bisa memahami dan merasakan maknanya secara nyata,” ujar Aimatun.
Ia menambahkan, simulasi ini juga menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan dan membentuk karakter anak sejak usia dini.
“Tujuannya agar anak-anak tumbuh rasa cintanya kepada Allah SWT, semakin semangat beribadah, dan menjadi generasi yang berakhlak karimah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Nonformal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, Yakup Ali Rojai, memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan kegiatan tersebut.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini. Melalui simulasi manasik haji, anak-anak bisa belajar menumbuhkan rasa cinta kepada Allah SWT, sekaligus kepada bangsa dan sesama umat. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dari tahun ke tahun,” tuturnya.
Senada dengan itu, Ketua JSIT Karesidenan Pekalongan, Muhtadin, menilai kegiatan ini sebagai bentuk pembelajaran keimanan yang efektif dan menyenangkan bagi anak-anak.
“Saya senang sekali, karena kegiatan ini membangun pengalaman belajar keimanan sejak dini. Kalau dilakukan dengan gembira dan bahagia, pesan yang diharapkan panitia akan lebih mudah terserap oleh anak-anak,” ungkapnya.
Muhtadin berharap simulasi manasik haji semacam ini bisa menjadi agenda tahunan di wilayah Pekalongan.
“Dengan cara yang menyenangkan seperti ini, anak-anak bisa mengenal dan mencintai Allah lebih awal serta membawa pengalaman spiritual yang berkesan dalam hidup mereka,” pungkasnya. (*)