KETIK, SURABAYA – Sebagian besar masyarakat Jakarta dan sekitarnya merasakan guncangan selama 1-4 detik akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,9 pada Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 19.54 WIB.
Berdasarkan siaran pers BNPB diterima di Surabaya, Rabu malam, hasil analisis data seismik sementara, pusat gempa bumi tersebut berada di darat pada titik koordinat 6.48 LS dan 107.24 BT atau 14 kilometer sebelah tenggara Kabupaten Bekasi dengan kedalaman 10 kilometer.
Akibat gempa tersebut, banyak warga berhamburan keluar rumah maupun gedung-gedung pencakar langit.
Sementara, guncangan gempa bumi juga dirasakan dengan intensitas sedang hingga kuat oleh masyarakat di sejumlah wilayah seperti Kota Depok, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kota dan Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang hingga Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Merespon hal tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto segera memerintahkan jajaran untuk melakukan koordinasi awal untuk monitoring lapangan dan kaji cepat dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di Provinsi Jakarta, Kota/Kabupaten Bekasi, Tangerang dan sekitarnya.
"Segera cek dan laporkan," tegas Kepala BNPB.
Sampai siaran pers ini diturunkan, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan infrastruktur maupun korban jiwa.
Perkembangan situasi dan kondisi di lapangan akan disampaikan dalam beberapa waktu ke depan secara berkala.
Masyarakat diharapkan tidak panik namun tetap meningkatkan kewaspadaan untuk potensi gempa bumi susulan. Hingga pukul 20.35 WIB terjadi satu kali gempa susulan dengan magnitudo (M) 2.1.
Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, masyarakat diharap menjauhi bangunan yang retak maupun yang berpotensi roboh.
"Jauhi kaca dan segala jenis benda yang dapat melukai jika terjatuh akibat guncangan gempa bumi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
"Bagi masyarakat yang sedang berada atau tinggal di gedung yang tinggi, hindari penggunaan lift untuk sementara. Gunakan akses keluar melalui tangga dan pintu darurat," tambahnya.
Sebagai upaya peningkatan sistem peringatan dini, masyarakat dapat membuat alarm sederhana dari barang perkakas rumah tangga seperti kaleng bekas atau panci yang disusun ke atas.
Jika terjadi gempa, lanjut dia, barang-barang tersebut akan terjatuh dan menimbulkan bunyi-bunyian, sehingga masyarakat dapat segera menyelamatkan diri keluar bangunan atau gedung. (*)