Malang Kota Kreatif

Usai Diakui UNESCO, Pak Mbois Sebut Ekosistem Kreatif Jadi Urat Nadi Warga Kota Malang

1 November 2025 17:45 1 Nov 2025 17:45

Thumbnail Usai Diakui UNESCO, Pak Mbois Sebut Ekosistem Kreatif Jadi Urat Nadi Warga Kota Malang
Ilustrasi Kota Malang yang kini ditetapkan sebagai Jaringan Kota Kreatif Dunia UNESCO. (Foto: Lutfia/Ketik.com)

KETIK, MALANG – Diakuinya Kota Malang sebagai Jaringan Kota Kreatif Dunia atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) menjadi harapan dan tantangan baru dihadapi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menegaskan bahwa ekosistem kreatif akan terus menjadi urat nadi penggerak perekonomian sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini telah dibuktikan sejak Kota Malang dilanda pandemi Covid-19, UMKM dan sektor ekonomi kreatif lainnya menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi masyarakat. 

"Dari saya menjadi Pj Wali Kota hingga definitif, ekonomi kreatif menjadi sektor pendukung utama di Kota Malang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Pak Mbois sapaan akrab Wahyu Hidayat, Sabtu, 1 November 2025.

Kehadiran Malang Creative Center (MCC) yang sedari awal didesain sebagai inkubator bagi pelaku ekonomi kreatif dinilai berjalan cukup optimal. Ini sebanyak 17 sub sektor ekonomi kreatif telah tumbuh dan mendunia. 

"Saat ini dengan kita berikan fasilitas di MCC, ada sub sektor ekonomi kreatif yang mulai naik. Seperti game, film, dan lainnya. Ternyata itu juga dirasakan baik oleh UNESCO dan sudah dilakukan oleh Pemkot Malang," jelasnya. 

Menurutnya bukan hal mudah untuk meraih predikat sebagai Kota Kreatif Dunia Bidang Media Arts. Pemkot Malang harus memastikan setiap persyaratan dan kategori terpenuhi. 

Terlebih Media Arts merupakan pengakjan untuk kota yang dinilai unggul dalam teknologi digital, seni visual, film, desain interaktif, animasi, hingga media baru yang saling terintegrasi. 

Kota Malang dinilai memiliki kekuatan di beberapa bidang oleh UNESCO. Mulai dari ekosistem digital yang kuat, ditinjau dari banyaknya developer, studio anomasi, hingga startup teknologi. 

Kemudian komunitas kreatif yang solid, dengan banyaknya festival maupun event berbasis teknologi dan seni. Sekaligus dukungan pemerintah yang berkomitmen untuk menjadikan seni media sebagai pilar ekonomi kreatif. 

"Penilaian sudah dilakukan setahun yang lalu dan persyaratan sudah kita lengkapi. Mereka turun tanpa kita ketahui dan melihat bagaimana media arts yang ada di Kota Malang," katanya. 

Wahyu mengaku akan terus mendorong pertumbuhan ekosistem kreatif yang ada di Kota Malang. Terlebih ia bersama Wakil Wali Kota Malang memiliki program 1000 event yang tentunya membutuhkan banyak dukungan dari pelaku ekonomi kreatif. 

"Kita akan terus dorong karena proses ini tidak mudah. Ini suatu kebanggaan dan prestasi karena UNESCO tidak main-main. Proses menuju ke sana juga cukup panjang, melelahkan, dan merepotkan," tegasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Unesco Kota Malang Kota Kreatif Pak Mbois Pemkot Malang Jaringan Kota Kreatif Dunia