KETIK, MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) melakukan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Pemerintah Kota Batu. Salah satu yang digagas ialah dukungan progam 1000 sarjana milik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu, Nurochman dan Heli Suyanto.
Rektor Unisma, Prof Junaidi menjelaskan PKS dilaksanakan melalui Dinas Pendidikan Kota Batu. Hal tersebut untuk mewujudkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Kota Batu.
"Penandatanganan MoU dan diimplementasikan melalui PKS bersama unit di Unisma dan OPD Kota Batu bisa dilaksanakan. Awal ini, PKS dilaksanakan dengan Dinas Pendidikan dalam mendukung program bp walkot terkait 1000 sarjana," ujarnya, Senin 21 Juli 2025.
Prof Junaidi menyampaikan Unisma selalu membuka diri dengan segala peluang kerja sama Pemkot Batu. Termasuk mendukung peningkatan SDM pegawai di lingkungan Pemerintah maupu DPRD Kota Batu untuk melanjutkan studi di Unisma.
"Bagi yang sudah S1 bisa lanjut ke S2 dan sekarang kami sedang berproses membuka S3 Ilmu Pemerintahan. Bisa dengan rekognisi atas pengalaman kerja, pelatihan yang sudah diikuti," sebut Prof Junaidi.
Sementara itu Wali Kota Batu, Nurochman menjelaskan program 1000 sarjana telah tercantum dalam visi-misi selama 5 tahun ke depan. Program tersebut untuk mendorong proses belajar masyarakat hingga di tingkat sarjana.
"Visi misi kami relevan dengan kondisi Kota Batu. Persaingan di masa depan tidak bisa dipandang sebelah mata. Sinergi bersama dunia kampus agar kebijakan pemerintah bisa berdampak pada masyarakat," ujarnya.
Nantinya, beasiswa 100 persen akan diberikan kepada anak-anak Kota Batu yang berprestasi, tidak mampu, hingga penghafal Al-Quran. Termasuk dengan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang dapat diambil oleh pelaku UMKM, penggiat koperasi, maupun perangkat desa.
Untuk merealisasikan program tersebut, Pemkot Batu telah melakukan kerja sama 17 PTN dan PTKIN se-Jatim, berlanjut dengan Unisma.
"Sebagai keberpihakan pemerintah, akan dibantu UKT 100 persen gratis dari APBD. Ini komitmem kami selama proses kuliah hingga berakhir. Bisa ambil kuota agar lebih fokus belajar karena tidak harus memikirkan bagaimana bayar UKT," lanjut Nurochman.
Nurochman juga meminta agar Unisma membatu riset Kota Batu dalam menyelesaikan permasalahan pertanian dan pariwisata. Ia menjelaskan Kota Batu dikenal sebagai kota pariwisata, namun di sisi lain, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.
"Kunjungan 10 juta dalam setahun, tapi apakah punya dampak ke pertanian, kan tidak. Pertanian tidak tersentuh mayoritas kebijakan. Kami mohon dibantu untuk merekomendasikan melakukan riset, kajian tentang pertanian," pungkasnya.(*)