KETIK, MALANG – Sejumlah beras yang terindikasi oplosan ditemukan beredar di pasar hingga ritel modern di Kota Malang. Temuan tersebut didapatkan pascasidak menyusul merebaknya kabar beras oplosan di sejumlah daerah di Indonesia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan menjelaskan sidak dilakukan bersama jajaran Polresta Malang Kota pada 16 Juli 2025 lalu.
"Dispangtan dan Polresta Malang Kota melakukan sidak di beberapa toko, retail dan kios-kios lainnya. Ada ditemukan beberapa merk beras diindikasi beras oplosan," ujar Slamet, Senin 21 Juli 2025.
Sidak dilakukan di Pasar Dinoyo dan ritel modern di daerah Bumiayu, Buring, Poleham, Kedungkandang, Sawojajar, hingga wilayah Kelurahan Mojolangu. Beras yang diduga oplosan tersebut berada di display toko.
Dari sidak, ditemukan 15 kios di Pasar Dinoyo menjual beras diduga oplosan dari merk Fortune dan Sania. Rata-rata volume beras di masing-masing kios mencapai 10-25 kilogram.
"Di ritel modern juga ditemukan merk Sania, Sentra Ramos, Sentra Pulen, Raja Platinum dan Raja Ultima yang volume rata-rata di atas 30 kilogram," tambahnya.
Slamet menjelaskan dari 15 toko, terdapat 1 toko di Pasar Dinoyo juga menjual SPHP di luar ketentuan, yakni menjual 5 pack per pembeli. Ia juga menemukan banyak beras yang tidak memiliki nomor izin edar.
"Setelah dicek, di kemasan tersebut banyak yang tidak tercantum nomor izin edar. Beberapa kemasan tidak sesuai spek yaitu tingkat broken dan warna," katanya.
Dari hasil temuan tersebut, Slamet melakukan upaya tindak lanjut bersama dengan satgas pangan. Ia juga melakukan konfirmasi kepada produsen beras diduga oplosan tersebut yakni PT Wilmar dan PT Food Station Tjipinang.
"Informasi dari PT FS sejak bulan Juni sudah tidak melakukan pengiriman beras produksi mereka ke Jawa Timur," tutup Slamet. (*)