Selamat Ulang Tahun Jenderal HMI

Catatan Pendek untuk Kinerja Polisi Baik

4 Juli 2025 07:44 4 Jul 2025 07:44

Thumbnail Selamat Ulang Tahun Jenderal HMI
Penulis Karman BM bersama Komisaris Jenderal Polisi Haji Mohammad Iqbal. (Foto: Karman BM for Ketik)

KETIK, LOMBOK TENGAH – "Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya"

Peribahasa itu saya kutip sebagai pembuka tulisan singkat saya tentang sosok polisi yang banyak meninggalkan legacy dan memori manis di mana saja bertugas.

Komisaris Jenderal Polisi Haji Mohammad Iqbal, atau saya singkat di phonebook HMI. Seorang perwira tinggi polri yang kini dapat amanah menjadi Sekretaris Jenderal DPD RI.

Kando Iqbal, saya dan temen-temen memanggilnya. Saya mengenal beliau saat beliau jadi Kapolres Jakarta Utara. Pangkatnya masih Komisaris Besar (Kombes). Sangat humanis dan familiar di kalangan aktivis mahasiswa juga kelompok masyarakat lainnya. Sebagian aktivis itu sampai sekarang masih keep in touch.

Jejak humanisme pak jenderal HMI semakin nampak ketika menjabat Kepala Divisi Humas Polri dengan pangkat jenderal bitang dua. Kemampuan membangun narasi positif, penguasaan komunikasi publiknya terlihat jelas ketika tampil depan kamera dengan berbagai macam isue. Dan di tengah kesibukannya mengelola opini, beliau masih sering bercengkerama dengan kawan-kawan aktivis.

Sekilas Info Pribadi Pak HMI

Jenderal Iqbal, lahir di Palembang Sumatera Selatan 04 Juli 1970. Ayahnya seorang PNS dan aktivis dakwah, Ibunya berprofesi sebagai bidan.

Saat tugas di kalsel, menikahi seorang putri komandannya bernama Nindya Aryani (alias bubu). Punya empat anak, Mbak Alma, Mas Sultan, Bang Raja dan Mbak Ane. Dan satu mantu beserta dua cucu. Alhamdulillah semuanya sehat, ganteng dan cantik.

Pak Iqbal empat kali menjadi Kapolres; Gresik, Sidoarjo, Jakarta Utara dan Surabaya. Juga dua kali menjadi Kapolda; NTB dan Riau.

Nah, ketika menjabat Kapolda NTB lah saya semakin akrab dengan beliau. Karena saya beberapa kali dilibatkan dalam beberapa agendanya. Di NTB kurang lebih satu tahun tujuh bulan.

Tulisan pendek ini akan bercerita seputar kesan bersama beliau selama di nusa tenggara barat (NTB).

Pak Iqbal Pemimpin Tranformatif

Saya semakin menyelami sosoknya. Pikiran, gagasan, action dan program-programnya. Sehingga saya berkesimpulan dan menyebutnya sebagai pemimpin yang transformatif.

Model pemimpin tranformasional adalah kepempinan yang fokus pada inspirasi, motivasi, dan pengembangan potensi maksimal bawahan. Selain itu, pemimpin tranformatif itu mendorong lahirnya inovasi dan perubahan.

Nah, beliau menstimulasi kreatifitas bawahan dan melibatkan masyarakat untuk menyukseskan agenda pemerintah.

Untuk menstimulus ide-ide bagus dari bawahan, pak iqbal mendatangi semua ruangan direktorat di polda, mengunjungi semua polres, dan bahkan beberapa polsek. Itu dilakukannya sejak awal injakkan kaki di NTB.

Selain dengan bawahannya beliau menyerap info dan gagasan dari masyarakat melalui kunjungan tokoh, seminar zoom, dan tak jarang ngobrol santai.

Motto Together We Are Strong dan Strategi Hadapi Covid

Together we are strong, bersama kita kuat, adalah spirit kolektifisme. Menggerakkan kesadaran semua kalangan untuk terlibat dalam menciptakan kondusifitas nusa tenggara barat (NTB). Tak ada kata lain, harus bersama, apalagi menghadapi masa covid.

Saya sering sekali mendengar pidato Pak HMI menyatakan bahwa polisi tidak bisa sendiri, pemerintah tak bisa juga sendiri, harus bersama. Menyiratkan pesan tegas, kolaborasi semua pihak termasuk masyarakat. Gotong royong, seperti vidatonya yang sempat viral.

Dalam menangani covid beliau bentuk tim batalion vaksinasi. Batalion ini menjemput bola sampai pelosok kampung, mendatangi masyarakat untuk disuntik vaksin.

Selain batalion vaksinasi, beliau punya program kampung sehat. Program melibatkan masyarakat untuk bersama sukseskan vaksinasi dan program lawan covid di lingkungan masing-masing. Program ini diperlombakan, ada pemenang dan diberikan hadiah. 

Lomba kampung sehat itu efektif, belakangan dipuji Presiden dan pimpinan polri.

Kawal The Mandalika Sirkuit MotoGP dan Balap Motor Internasional

Mandalika adalah proyek strategis nasional pemerintah era Jokowi. Moto GP dan Balap Motor kelas internasional akan digelar di situ. Pusat sport tourism indonesia. Akan diresmikan 2021, padahal masih covid. Land clearing belum selesai.

Nah, itu tantangan Pak Iqbal, covid dan potensi gesekan sengketa lahan.

Atasi hal itu, lagi-lagi beliau melibatkan semua pihak, polisi, tni, pemda, kejaksaan, pengadilan, badan pertanahan, dan beberapa lembaga vertikal. Beliau bentuk tim satgas teknis penyelesaian lahan Mandalika.

Arahan beliau jelas, kita inginkan legitimasi hukum juga legitimasi sosial. Kita ingin agenda motogp jalan, juga ingin masyarakat jangan jadi korban.

Akhirnya, sirkuit diresmikan oleh Presiden Jokowi, FIM Superbike berjalan lancar kemudian dilanjutkan Moto GP beberapa bulan berikutnya.

Agenda pemerintah jalan, agenda itdc - sirkuit mandalika jalan, masyarakat juga senang. Dalam statemen saya sebelumnya terkait itu, diberi judul oleh beberpa media lokal "everybody happy".

Merawat Ukhuwah NW - NWDI

Beliau seperti paham betul bagaimana membagi tugas. Antara sebagai Polisi dan jadi bagian dari tubuh masyarakat.

Tugas Polisi jelas, pelindung, pengayom masyarakat, menjaga kamtibmas dan penegakan hukum.

Tapi dalam prakteknya, Pak Iqbal mengedepakan strategi humanisme dan pensekatan kolektivitas. Penegakan hukum itu upaya terakhir, ultimum remedium.

Saat pengadilan memutuskan NW Anjani memenangkan sengketa organisasi, pak iqbal mungkin melihat potensi masalah sosial di balik itu. Beliau segera mitigasi. 

Beliau menghubungi pihak-pihak terkait, diajak duduk bareng, dicarikan jalan keluar, Ukhuwwah dikedepankan.

Alhamdulillah, dua pihak duduk bareng, bisa saling menerima, co ecistence. Tidak saling mafikan. Dan Soft landing. NW - NWDI bersama membangun ummat. 

Legacy Lain Jenderal HMI di NTB

Saya pikir banyak yang beliau tinggalkan di NTB. Pisik dan non pisik. Selama beliau di NTB ada beberapa bangunan baru di kantornya.

Tapi Karena saya aktivis, saya menceritakan non pisik saja. Sebagai tambahan, beliau membangun interaksi dengan masyarakat itu sangat baik. Beliau baik, akrab dengan semua kalangan tanpa membeda-bedakan (meminjam istilah pak sukiman mantan bupati lombok timur). 

Didemo malah beliau ikut duduk di tengah masa demonstrasi. Pernah diminta untuk dicopot, yang minta dicopot malah disubsidi. Hehe.

Penutup

Sebagai kesimpulan, Pak Jenderal HMI adalah Polisi yang profesional. Dia Polisi yang Humble, baik, bersahabat, bersahaja.

Beliau ini mutiara. Beliau ini inspirasi. Banyak nilai baik yang bisa dipetik dari dirinya. Di usia yang ke 55 tahun ini, semoga beliau dianugerahi keberkahan hidup dan kesehatan. Selamat bertugas di tempat yang baru.

Selamat Ulang Tahun Kando...! (*)

*) Oleh: Karman BM, Ketua Umum Himpunan Masyarakat Lombok (HIMALO), Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) 2013-2017.

Tombol Google News

Tags:

komjen m iqbal Karman BM hmi HIMALO GPII