KETIK, JEMBER – Teka-teki tentang sosok yang akan menjabat sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) akhirnya terjawab. Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo resmi menunjuk Komisaris Jenderal (Komjen) Dedi Prasetyo resmi ditunjuk sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) menggantikan Komjen Ahmad Dofiri.
Penunjukan ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/1764/VIII/KEP./2025 yang diterbitkan pada 5 Agustus 2025, dan ditandatangani oleh Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Anwar.
Dalam rotasi tersebut, posisi Dedi sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri digantikan oleh Komjen Wahyu Widada yang sebelumnya menjabat sebagai Kabareskrim Polri.
“Jabatan PJU Mabes, Wakapolri dijabat Komjen Dedi Prasetyo,” ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, saat dikonfirmasi Selasa, 5 Agustus 2025.
Sandi menyebut, mutasi merupakan bagian dari upaya penyegaran dalam tubuh institusi Polri, sebagai salah satu bentuk pengembangan karier serta upaya adaptasi organisasi terhadap kebutuhan dan tantangan yang terus berkembang.
“Rotasi jabatan adalah hal yang wajar dalam dinamika organisasi. Ini bertujuan sebagai penyegaran, pengembangan potensi personel, dan pemenuhan kebutuhan struktural,” tambah Sandi.
Sebelumnya, jabatan Wakapolri sempat kosong selama lebih dari satu bulan. Yakni sejak Komjen Ahmad Dofiri pensiun pada 30 Juni 2025 lalu.
Seperti halnya kebanyakan Wakapolri sebelumnya, Komjen Dedi Prasetyo merupakan perwira tinggi yang berlatar belakang dan banyak berdinas di bidang reserse.
Sebelum resmi diumumkan oleh Listyo, setidaknya terdapat tiga nama yang disebut-sebut menjadi kandidat kuat sebagai Wakapolri. Mereka adalah Komjen Dedi Prasetyo (Akpol 1990); Komjen Fadil Imran (Akpol 1991) yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam); serta Komjen Wahyu Hadiningrat (Akpol 1992) yang saat itu menjabat sebagai Asisten Utama Kapolri bidang Perencanaan dan Anggaran (Astamarena).
Dari tiga nama tersebut, Dedi Prasetyo unggul dalam hal senioritas dibandingkan dua nama lainnya.
Seperti halnya Ahmad Dofiri, Dedi Prasetyo juga menjabat sebagai Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri sebelum ditunjuk sebagai Wakapolri.
Dedi juga tercatat sebagai guru besar atau profesor di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Profil Singkat Komjen Dedi Prasetyo
Dedi Prasetyo lahir di Magetan pada 26 Juli 1968. Ia mulai meniti karier di kepolisian sejak lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990 dan mengawali penugasan di jajaran Polda Jawa Timur sebagai perwira pertama.
Pada 1992, Dedi dipercaya menjabat Kapolsek Deket, dan lima tahun berselang menjadi Kapolsek Serpong. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada 1999.
Kariernya terus menanjak, antara lain sebagai Sekretaris Pribadi Wakapolri (2004–2005), Kapolresta Kediri (2008), dan Kapolres Lumajang (2009). Kariernya mulai melesat saat meraih pangkat Brigjen (bintang satu) pada 2017 ketika menjabat sebagai Wakapolda Kalimantan Tengah.
Setahun kemudian, Dedi dirotasi ke Mabes Polri sebagai Karopenmas Divisi Humas, sebelum akhirnya menjabat sebagai Kadiv Humas Polri pada 2018. Peran tersebut membuat namanya dikenal publik karena kerap tampil sebagai juru bicara Polri dalam berbagai peristiwa besar.
Dedi kemudian naik pangkat menjadi Irjen (bintang dua) saat menjabat Kapolda Kalteng pada 2020. Setelah itu, ia dipercaya menjadi As SDM Kapolri pada 2023, lalu naik menjadi Irwasum Polri pada 2024.
Kini, dengan amanah baru sebagai Wakapolri, Dedi Prasetyo diharapkan dapat membawa semangat baru dalam penguatan institusi dan pelayanan publik di tubuh Polri. (*)