Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja BSI Tumbuh di Atas Rata-Rata Industri

31 Oktober 2025 21:01 31 Okt 2025 21:01

Thumbnail Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja BSI Tumbuh di Atas Rata-Rata Industri
Penyampaian kinerja Triwulan III BSI disampaikan oleh Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo (tengah), Direktur Risk Management Grandhis H.Harumansyah (paling kiri), Wakil Direktur Utama Bob T.Ananta (dua dari kiri), Direktur Finance & Strategy Ade Cahyo Nugroho (empat dari kiri), Direktur Sales & Distribution Anton Sukarna (paling kanan) di Kantor Pusat BSI, 31 Oktober 2025. (Foto: BSI)

KETIK, MALANG – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja keuangan yang solid pada Triwulan III 2025. Dalam periode ini, sebagian besar indikator keuangan BSI tumbuh dua digit dan melampaui rata-rata industri perbankan. Pertumbuhan tersebut didorong oleh bisnis emas dan haji yang menjadi motor utama BSI, dengan laba bersih mencapai Rp5,57 triliun.

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo atas dukungan terhadap penguatan ekonomi syariah, terutama setelah pendirian Bank Emas pada Februari 2025. Ia menilai, kebijakan ekonomi dan berbagai program stimulus dari pemerintah turut memperkuat peran BSI dalam perekonomian nasional.

“Penurunan BI Rate dan penempatan dana SAL juga membuat kondisi likuiditas perbankan lebih baik,” jelas Anggoro, 31 Oktober 2025.

BSI memperoleh penempatan dana SAL sebesar Rp10 triliun yang telah terserap seluruhnya. Hal ini membantu meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp348,38 triliun, naik 15,66% dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar DPK BSI berasal dari dana murah (CASA) sebesar 59,42%, yang terdiri dari tabungan, giro, dan deposito. Aset BSI pun tumbuh 12,37% menjadi Rp416 triliun.

Sepanjang 2025, BSI fokus menumbuhkan tabungan berbasis syariah, terutama tabungan haji dan tabungan bisnis yang masing-masing naik 19% dan 55%. Dari sisi pembiayaan, total penyaluran BSI mencapai Rp300,85 triliun atau tumbuh 12,65% secara tahunan.

Bisnis emas menjadi penyumbang terbesar, dengan total pembiayaan mencapai Rp18,76 triliun, tumbuh 72,82% dibanding tahun lalu. Produk Cicil Emas tumbuh 106,36%, sedangkan Gadai Emas naik 44,19%. Selain itu, Tabungan Emas BSI mencatat saldo kelolaan hingga 1,15 ton, dengan penjualan mencapai 1,69 ton.

Anggoro menegaskan bahwa pertumbuhan BSI tidak hanya cepat tetapi juga sehat. Rasio pembiayaan bermasalah (NPF Gross) turun menjadi 1,86%, lebih baik dari periode sebelumnya dan lebih rendah dari rata-rata industri.

Sementara itu, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan bahwa BSI terus memperkuat infrastruktur digital untuk memperluas jangkauan layanan. “Kami akan memaksimalkan teknologi agar layanan semakin cepat, efisien, dan inklusif,” ujarnya.

Hingga Triwulan III, pengguna BYOND by BSI mencapai 5,23 juta atau naik 164% sejak awal tahun. BSI juga memiliki lebih dari 5.800 ATM, 126 ribu agen, serta 527 ribu merchant QRIS.

Untuk sektor UMKM, BSI meluncurkan portal Salam Digital guna mempermudah pengajuan pembiayaan mikro secara daring. Hasilnya, pembiayaan UMKM BSI mencapai Rp50,25 triliun dengan rasio inklusif 34,24%.

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI juga berkomitmen mendukung Asta Cita Pemerintah dengan berbagai program sosial dan pemberdayaan. Di antaranya, penyaluran KUR Syariah senilai Rp25 triliun, pembiayaan rumah subsidi KPR FLPP sebanyak 22 ribu unit, serta program Koperasi Desa Merah Putih di Aceh.

Selain itu, BSI berkontribusi dalam program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pengembangan ekonomi hijau, serta penyaluran zakat perusahaan sebesar Rp849 miliar sejak merger. Melalui lembaga BSI Maslahat, dana zakat dan wakaf disalurkan untuk pendidikan, dakwah, ekonomi, sosial, dan kesehatan, dengan total penerima manfaat mencapai ratusan ribu orang.

Dengan kinerja yang positif ini, BSI optimistis dapat terus memperkuat perannya sebagai motor pertumbuhan ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. (*)

Tombol Google News

Tags:

BSI industri keuangan Ekonomi Bank Syariah Indonesia Kinerja BSI