KETIK, MALANG – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperluas layanan keuangan syariah melalui penguatan ekosistem pesantren. Upaya ini dilakukan dengan berpartisipasi dalam program Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS) di Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta.
Dalam kegiatan tersebut, BSI memperkenalkan kartu santri BSI yang memfasilitasi transaksi non-tunai di lingkungan pesantren, seperti pembayaran kantin dan koperasi. BSI juga mendukung program green pesantren melalui bantuan 100 bibit pohon produktif serta penyediaan mesin reverse vending machine untuk pengelolaan sampah botol plastik.
Hingga Oktober 2025, BSI telah bekerja sama dengan lebih dari 12 ribu pesantren di Indonesia. Namun, baru 34% yang terintegrasi layanan keuangan digital. Wakil Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, menyatakan bahwa potensi pengembangan masih besar karena sekitar 64% pesantren belum masuk dalam ekosistem transaksi digital syariah.
BSI optimistis dapat menambah 1.000 kerja sama baru dengan pesantren hingga akhir tahun. Penguatan ekosistem dilakukan melalui program literasi keuangan, akses pembiayaan usaha, pelatihan wirausaha santri, hingga program inkubasi seperti BSI Talenta Wirausaha dan BSI Aceh Muslimpreneur.
Untuk mendukung digitalisasi, BSI juga menyediakan Warung BSI, QRIS BSI, serta mendorong pembukaan BSI Agen di pesantren. Saat ini terdapat lebih dari 800 BSI Agen di lingkungan pesantren. Selain itu, BSI memfasilitasi pengelolaan ZISWAF melalui Baiq Core dan BYOND by BSI serta layanan cash management system untuk meningkatkan transparansi transaksi.
Kegiatan EPIKS yang digelar di Pesantren Minhaajurrosyidiin turut didukung OJK. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyatakan bahwa EPIKS menjadi wadah pembelajaran keuangan syariah bagi santri, pengurus pesantren, dan UMKM sekitar. (*)
