KETIK, SLEMAN – Sebanyak kurang lebih 850 personel gabungan dari berbagai instansi dan relawan mengikuti Apel Siaga Kedaruratan Bencana Erupsi Gunung Api Merapi tahun 2025 yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Sabtu pagi, 11 Oktober 2025.
Apel kesiapsiagaan ini berlangsung di Barak Pengungsian Purwobinangun Pakem, Jalan Pakem - Turi, mulai pukul 08.15 WIB hingga 08.40 WIB, dan dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, sebagai Pembina Apel.
Apel ini digelar menyusul adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Berdasarkan data yang disampaikan Wakil Bupati Sleman, tercatat gunung ini telah memuntahkan 88 kali guguran lava sepanjang September 2025. Aktivitas ini memicu peningkatan secara keseluruhan, bahkan potensi bahaya seperti guguran lava dan awan panas sempat dilaporkan pada Mei 2025.
"Gunung Merapi merupakan bagian dari kehidupan kita. Di balik kesuburan tanah dan keindahan alamnya, tersimpan pula potensi bahaya yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan jiwa dan harta benda," ujar Danang Maharsa, menegaskan bahwa kesiapsiagaan dan kewaspadaan adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman bencana.
Apel Siaga bencana erupsi Merapi 2025. (Foto: Fajar Rianto/Ketik)
Wakil Bupati juga menyerukan perubahan paradigma penanggulangan bencana, dari yang semula bersifat sektoral dan responsif menjadi lintas sektoral dan preventif, serta mengutamakan keselamatan jiwa.
Selain Wakil Bupati Sleman, apel ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh penting, di antaranya anggota DPR RI MY Esti Wijayati, Ketua Bapemperda DPRD DIY Yuni Satia Rahayu, anggota DPRD Kabupaten Sleman Bambang Sigit Sulaksono, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Susmiarto, Wakapolresta Sleman AKBP Sutikno, Pasi Ops Dim O732/Slm Sujana, Kepala BPPTKG DIY Agus Budi Santoso, Komandan SAR DIY Brotoseno, Kabid Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sleman Bagus Jalu Anggara, BPBD DIY Edi Hartono, PT BPR Sleman Iis Herlia Dewi, TRC BPBD DIY Yanto, DP3 Sleman Nanang, Dinas Pendidikan Sleman Prapto Nugroho, Dispora Sleman Heru Saptono, dan perwakilan dari Basarnas.
Total susunan pasukan apel terdiri dari 15 peleton yang melibatkan personel dari Kodim 0732/Sleman, Polresta Sleman, Basarnas DIY, TRC Sleman, Satlinmas, PMI, Baguna, dan BPBD DIY.
Setelah rangkaian apel utama, kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan pasukan, kendaraan, dan peralatan bencana, yang dilangsungkan hingga pukul 09.10 WIB.
Untuk menguji kesiapan di lapangan, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi evakuasi dari pukul 09.45 hingga pukul 12.00 WIB. Skenario dimulai dari peningkatan status Gunung Merapi dari Siaga ke Awas pada pukul 09.50 WIB, disusul dengan pembunyian sirine evakuasi. Warga kemudian berkumpul di titik kumpul untuk dijemput dan dibawa ke barak pengungsian. Simulasi diakhiri dengan penanganan dan stabilisasi pengungsi di barak oleh tim terkait.
Dalam amanatnya, Wakil Bupati Sleman menghimbau seluruh masyarakat untuk tetap memantau informasi resmi dari BPPTKG dan BPBD terkait status aktivitas Merapi. Ia juga meminta seluruh jajaran dan komponen masyarakat untuk mengambil bagian aktif dalam merencanakan upaya menekan risiko bencana.
"Saya berharap seluruh elemen, baik pemerintah, TNI, Polri, relawan hingga masyarakat menjadi siap dalam mengelola mitigasi bencana untuk mengurangi risiko korban jiwa maupun harta benda yang lebih besar, melalui upaya antisipasi dan penanggulangan yang tepat, cepat serta tanggap dengan dilandasi semangat gotong royong," tutup Danang Maharsa.
Untuk diketahui tujuan utama dari kesiapsiagaan mitigasi bencana ini adalah untuk mengurangi risiko korban jiwa dan harta benda melalui upaya antisipasi dan penanggulangan yang cepat, tepat, dan tanggap. Seluruh rangkaian kegiatan apel dan simulasi berlangsung dalam keadaan aman. Adapun peserta yang mengikuti apel ini antara lain 1 Satuan Setingkat Peleton (SST) Kodim 0732/Slmn, 1 SST Polresta Sleman,1 SST Basarnas DIY, 1 SST TRC Kab Sleman,1 SST Sarlimnas, 1 SST PMI, 1 SST Baguna dan 3 SST BPBD DIY. (*)