KETIK, SLEMAN – Masyarakat Kalurahan Kepuharjo, Cangkringan, Sleman kembali menghidupkan tradisi leluhur melalui upacara adat tahunan Dandan Kali atau "Becekan".
Acara yang digelar meriah di Kali Gendol pada Jumat, 10 Okgober 2025 ini tak hanya menjadi ritual memohon keselamatan dan hujan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk konservasi alam dengan penanaman pohon, yang turut dihadiri dan didukung oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.
Simbol Syukur dan Aksi Nyata Jaga Alam
Lurah Kepuharjo, Heri Suprapto, menjelaskan bahwa Dandan Kali rutin diadakan setiap tahun pada Jumat Kliwon di musim keempat penanggalan Jawa.
Inti dari tradisi ini adalah rasa syukur dan permohonan kepada Tuhan YME agar diberikan keselamatan dan turunnya hujan yang berkah.
"Kami juga mengadakan kegiatan tanam pohon di Kali Gendol, seperti beringin, gayam, dan aren. Ini dimaksudkan agar ketika kemarau tidak kering, dan ketika musim hujan tidak banjir," kata Heri.
Wabup Danang Maharsa menanam pohon di lokasi Dandan Kali (Becekan). Aksi tanam beringin, gayam, dan aren ini adalah simbol doa agar sungai lestari, terhindar dari kekeringan dan banjir. (Foto: Prokompim Sleman for Ketik)
Aksi tanam pohon ini menjadi simbol doa keselamatan yang diwujudkan melalui upaya nyata menjaga alam.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, juga turut serta menanam pohon beringin, menunjukkan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Sleman terhadap perpaduan budaya dan konservasi ini.
Heri Suprapto turut mengungkap kisah yang melandasi tradisi unik Dandan Kali. Konon, daerah tersebut pernah dilanda kemarau panjang yang hebat.
Untuk memohon hujan, masyarakat mengadakan ritual dengan membawa sesaji dan menyembelih kambing di Sungai Gendol, yang kemudian diikuti dengan turunnya hujan lebat.
Sebagai ungkapan syukur atas mukjizat tersebut, setiap tahun warga menyajikan nasi becek olahan kambing dengan bumbu gulai sebagai sesaji utama.
"Ini adalah wujud rasa syukur serta memohon agar selalu diberi keselamatan oleh Tuhan YME," tegas Heri.
Warga Kepuharjo foto bersama Wabup Danang Maharsa. Semangat melestarikan budaya Merapi terlihat dari kebanggaan mengenakan busana adat dan Bregada. (Foto: Prokompim Sleman for Ketik)
Sementara itu, Wakil Bupati Danang Maharsa mengapresiasi masyarakat Kepuharjo atas komitmennya melestarikan kebudayaan.
"Kami mendukung acara ini. Semoga masyarakat Kepuharjo selalu diberikan keselamatan, kesehatan, dan semoga bisa semakin meningkatkan kekompakan serta kerukunan warga," ujarnya.
Upacara Becekan diawali dengan pawai bregada yang membawa sesaji nasi becek, diikuti dengan penampilan kesenian teatrikal berjudul "Amurwa Kali Redi Merapi".
Kesenian tersebut berhasil memukau hadirin dengan menceritakan kembali asal-usul mendalam diadakannya tradisi Dandan Kali di Kalurahan Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. (*)