RAPBD Surabaya 2026 Rp47 Miliar untuk Gen Z, Ketua Komisi A Ingatkan Jangan Asal Setujui Proposal

23 Oktober 2025 18:01 23 Okt 2025 18:01

Thumbnail RAPBD Surabaya 2026 Rp47 Miliar untuk Gen Z, Ketua Komisi A Ingatkan Jangan Asal Setujui Proposal
Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko. (Foto: Shinta Miranda/Ketik.com)

KETIK, SURABAYA – DPRD Kota Surabaya menyoroti pentingnya arah kebijakan anggaran bagi generasi muda dalam Rancangan APBD 2026.

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, menegaskan bahwa intervensi untuk Gen Z harus fokus pada pembangunan kemandirian ekonomi, bukan sekadar kegiatan seremonial atau proyek jangka pendek.

"Anggaran 2026 pemerintah kota ini insyaallah menganggarkan sebesar Rp47 miliar untuk intervensi Gen Z. Tujuannya tentu ingin mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, lalu kemudian juga bisa mendorong para Gen Z ini memiliki kemandirian,” ujar Yona usai pembahasan R-APBD 2026 dengan Bapemkesra, Kamis 23 Oktober 2025.

Politisi Gerindra yang akrab disapa Cak Yebe itu menjelaskan, dana intervensi sebesar Rp47 miliar akan disalurkan ke seluruh kecamatan, dengan setiap RW menerima alokasi sekitar Rp35 juta per tahun.

Namun, ia menekankan agar proses pengajuan proposal tidak dilakukan secara asal-asalan.

“Agar program ini bisa berjalan dengan baik, kami di DPRD Kota Surabaya menekankan untuk para camat dan lurah ini tidak gegabah atau tergesa-gesa meng-approve proposal tanpa kajian. Harapan kami proposal yang diajukan itu punya sustainable,” tegasnya.

Menurut Yona, kegiatan yang dibiayai lewat program ini sebaiknya mendorong kemandirian ekonomi anak muda, seperti pengembangan urban farming, kuliner, atau usaha digital berbasis kelompok.

“Contoh adalah usaha berbasis digital, kuliner dan lain-lain. Namun ini bersifat kelompok ya, bukan individu. Grouping, bukan individu,” ujarnya.

Ia mencontohkan keberhasilan urban farming di Rungkut yang telah mampu memasok produk ke toko modern. Keberhasilan semacam ini, kata Yona, dapat menjadi model pengembangan ekonomi komunitas yang bisa direplikasi di RW lain.

“Hasil urban farming bisa disupply ke toko-toko modern dan ini menumbuhkan ekonomi. Ini yang kami dorong jadi benchmarking,” ucapnya.

Cak Yebe juga mengingatkan agar program pelatihan tidak berhenti pada teori. Ia mendorong agar pelatihan dibarengi modal agar anak muda dapat benar-benar memulai usaha.

“Jangan hanya ikut trendset tanpa hitung masa hidup usahanya. Culinary memang ramai, tapi berapa banyak SWK yang hidup segan mati tak enak,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa semangat intervensi Gen Z bukan untuk menciptakan generasi instan yang bergantung pada bantuan, melainkan membangun mental tangguh dan mandiri.

“Ajari adik-adik kita sebuah proses, bukan hasil. Jangan biasakan mereka hanya menerima bantuan sampai mentalnya menjadi mental terus meminta,” tegasnya.

Yona memastikan DPRD akan melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan program ini. Ia menyebut, model trial and error penting dilakukan untuk menemukan format intervensi paling efektif bagi anak muda Surabaya.

“Insyaallah kalau program ini berjalan seperti yang kami inginkan, akan terjadi ledakan luar biasa. Kita akan banyak melahirkan entrepreneur muda berbasis intervensi Gen Z ini,” tutur Cak Yebe. (*)

Tombol Google News

Tags:

DPRD Surabaya APBD 2026 APBD 2026 Surabaya Yona Bagus Widyatmoko Komisi A DPRD Surabaya Rancangan APBD Surabaya