Pendidikan Sleman: Meneguhkan Janji, Merawat Peradaban

10 September 2025 19:59 10 Sep 2025 19:59

Thumbnail Pendidikan Sleman: Meneguhkan Janji, Merawat Peradaban
Oleh: Harda Kiswaya*

Sebagai nakhoda pemerintahan di Kabupaten Sleman, memandang sektor pendidikan bukan sekadar urusan administratif, melainkan fondasi peradaban itu sendiri. Visi "Terwujudnya Masyarakat Sleman yang Maju, Adil, Makmur, Lestari, dan Berkeadaban" selaras dengan semangat luhur Ki Hajar Dewantara, seorang pelopor yang melihat pendidikan sebagai "taman" untuk menumbuhkan manusia seutuhnya. Amanah ini diemban, dan setiap kebijakan adalah wujud ikhtiar untuk menghadirkan visi itu dalam realitas.

Komitmen Memutus Rantai Kemiskinan

Keyakinan bahwa pendidikan harus memerdekakan menjadi landasan utama. Sebagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara, "setiap orang adalah guru, setiap rumah adalah sekolah." Atas dasar itulah, pemerataan akses ditempatkan sebagai prioritas utama.

Program Sleman Pintar bukan hanya sekadar beasiswa. Ini adalah wujud komitmen untuk memastikan bahwa tidak ada satupun individu yang terhalang dari kesempatan belajar, terlepas dari latar belakang ekonomi. Manifestasi dari prinsip ing ngarsa sung tulada, di mana pemerintah hadir di garda terdepan sebagai teladan dalam menciptakan keadilan.

Program Beasiswa Sleman Pintar adalah upaya konkret Pemerintah Kabupaten Sleman untuk memutus rantai kemiskinan dengan memastikan setiap keluarga kurang mampu memiliki kesempatan melahirkan minimal satu sarjana.

Beasiswa ini tidak hanya dimaksudkan sebagai bantuan biaya pendidikan, tetapi juga wujud nyata keberpihakan terhadap peningkatan kualitas generasi muda. Keberhasilan program ini merupakan representasi dari sinergi yang baik antara Pemkab Sleman dengan dunia akademis dan industri.

Hingga tahun 2025, program ini telah membantu 800 anak dengan dukungan dari berbagai kampus Perguruan Tinggi di Sleman, baik PTN maupun PTS, serta perusahaan, untuk bersinergi dan menyukseskan bagian dari program ini melalui skema Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP). Visi bukan hanya diwujudkan, tetapi juga mengundang partisipasi aktif dari seluruh pihak yang peduli terhadap masa depan pendidikan.

Kepemimpinan Berbasis Empati dan Tantangan Struktural

Dalam situasi darurat, prinsip Ki Hajar Dewantara yang mengedepankan empati dan kepemimpinan yang berorientasi pada peserta didik menjadi panduan. Saat atap sekolah roboh, respons cepat bukanlah sekadar prosedur birokratis. Ini adalah perwujudan dari tut wuri handayani, di mana dorongan moral dan tindakan nyata diberikan untuk melindungi anak-anak. Perintah untuk segera merenovasi dan menginspeksi bangunan lain adalah cerminan dari tanggung jawab moral sebagai pelayan publik.

Namun, disadari bahwa respons cepat ini terbentur pada tantangan struktural, khususnya terkait alokasi anggaran. Ketergantungan pada dana Belanja Tidak Terduga (BTT) menunjukkan adanya celah dalam mekanisme pendanaan darurat. 

Saat ini, sedang dikaji solusi jangka panjang untuk membangun sistem yang lebih efisien, memastikan bahwa perbaikan dapat dilakukan tanpa hambatan birokrasi yang berlarut-larut. Ini adalah tugas untuk menciptakan sistem yang kokoh, sehingga prinsip kepemimpinan yang suportif dapat terimplementasi secara optimal.

Mewujudkan Pendidikan Berkeadaban: Keterlibatan Publik dan Inovasi

Keyakinan bahwa kemajuan pendidikan adalah hasil kolaborasi menjadi pegangan. Pengukuhan kembali Dewan Pendidikan Sleman merupakan cerminan dari prinsip ing madya mangun karsa, di mana posisi berada di tengah-tengah masyarakat untuk membangun gagasan dan inovasi bersama. Dewan Pendidikan adalah mitra strategis yang akan menyerap aspirasi dan memberikan masukan konstruktif, sehingga setiap kebijakan adalah buah pemikiran kolektif, bukan otoritas tunggal.

Dengan fokus pada digitalisasi dan inovasi, berupaya menciptakan pendidikan yang relevan dengan tuntutan zaman. Komitmen memastikan setiap sekolah memiliki akses setara ke teknologi, serta memberikan dukungan penuh bagi para pendidik. Kebijakan yang tidak mempersulit izin belajar bagi ASN adalah investasi nyata untuk meningkatkan kompetensi guru, karena kualitas guru adalah penentu utama keberhasilan pendidikan.

Secara keseluruhan, arah kebijakan pendidikan di Sleman adalah sebuah perjalanan yang berkesinambungan, dijiwai oleh filosofi adiluhung Ki Hajar Dewantara. Fokusnya tidak hanya membangun gedung, tetapi juga merawat karakter, mendorong kreativitas, dan memastikan setiap individu di Sleman memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh menjadi manusia yang berkeadaban. 

Tantangan memang ada, tetapi dengan semangat kolaborasi dan visi yang kuat, optimis dapat mewujudkan Sleman sebagai daerah yang maju dan unggul di bidang pendidikan.

*) Harda Kiswaya merupakan Bupati Sleman

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

opini Harda Kiswaya Bupati Sleman