KETIK, SURABAYA – Properti masih menjadi sektor yang diminati banyak orang karena kebutuhan akan tempat tinggal. Tingginya permintaan tersebut turut berdampak pada kenaikan harga properti.
Pengamat sekaligus agen properti, Toni, menjelaskan bahwa tren penjualan properti hingga menjelang akhir 2025 terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan pemetaannya, pembeli dari kalangan generasi milenial masih mendominasi dibandingkan generasi Z (Gen Z).
Tingginya minat milenial membeli properti didorong oleh faktor kebutuhan. Menurut Toni, sebagian besar generasi milenial saat ini telah berkeluarga dan mulai serius memikirkan kepemilikan tempat tinggal.
"Kebanyakan yang mengambil cicilan properti ini generasi milenial dan mereka sudah matang (karir), jadi dia tahu bagaimana untuk mengalokasikan dananya jadi penghasilannya berapa, dialokasikan untuk apa," ujarnya kepada Ketik.com, Jumat, 26 Desember 2025.
Sebaliknya, menurut Toni, minat generasi Z terhadap kepemilikan properti masih tergolong rendah. Ia menilai sebagian besar Gen Z saat ini masih cenderung bersikap konsumtif.
"Karena Gen Z ini kan mereka masih baru di dunia kerja dan juga baru juga (bekerja). Otomatis untuk edukasi mengenai manajemen keuangannya juga mereka masih ingin bersenang-senang," jelasnya.
Sementara terkait persentase minat konsumen dalam membeli properti, Toni mengungkapkan bahwa rumah tapak masih menjadi pilihan utama dibandingkan apartemen.
"Milenial, kembali lagi. Karena usia-usia matang ini yang membuat mereka lebih senang rumah tapak. Kalau apartemen kebanyakan mereka hanya investasi saja," jelasnya.
Selain rumah tapak, konsumen sebelum memutuskan membeli properti juga melihat lokasi. Tentu, katanya, lokasi strategis menjadi primadona karena dekat dengan sejumlah fasilitas umum. "Seperti dekat dengan lokasi kerja dan lain sebagainya," pungkas Toni.
Tapi secara angka, Toni mengaku tidak mempunyai data yang konkret. (*)
