Musim Kemarau Bikin Produksi Telur Anjlok, Mahasiswa Untag Surabaya Tawarkan Solusi Pintar

24 Agustus 2025 18:10 24 Agt 2025 18:10

Thumbnail Musim Kemarau Bikin Produksi Telur Anjlok, Mahasiswa Untag Surabaya Tawarkan Solusi Pintar
Mahasiwa Teknik Informatika Untag Surabaya Wahyu Enggar Jati. (Foto: Shinta Miranda/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Musim kemarau kerap menjadi tantangan besar bagi peternak ayam petelur. Suhu kandang yang meningkat dapat memicu stres termal pada ayam, sehingga produktivitas telur menurun drastis.

Menjawab persoalan ini, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menghadirkan inovasi berbasis teknologi Internet of Things (IoT) yang mampu membantu peternak menjaga stabilitas kandang.

Wahyu Enggar Jati, mahasiswa Teknik Informatika Untag, yang menciptakan sistem pendingin dan penerangan kandang ayam petelur berbasis IoT dengan pengendalian histeresis.

Aplikasi ini memungkinkan peternak memantau suhu, kelembapan, cahaya, hingga kadar amonia di dalam kandang secara real-time, bahkan dari jarak jauh.

“Inspirasi ini lahir saat saya mengikuti KKN di Mojokerto. Banyak peternak mengeluhkan turunnya produktivitas telur saat musim panas. Dari situ saya berusaha mencari solusi dengan teknologi yang praktis,” ujar Enggar calon wisudawan Untag yang akan diwisuda pada 30 Agustus 2025 mendatang.

Enggar menjelaskan, ayam petelur idealnya hidup di suhu 25,9–29,9°C. Ketika suhu melewati batas ini, ayam mengalami stres termal sehingga kualitas dan jumlah telur menurun. Kondisi tersebut semakin berat ketika kelembapan udara tidak terjaga.

Sistem yang dikembangkan Enggar memanfaatkan mikrokontroler ESP32 sebagai pusat kendali dengan dukungan sensor-sensor canggih, seperti DHT22 untuk suhu dan kelembapan, TSL2561 untuk intensitas cahaya, MQ-135 untuk mendeteksi amonia, dan HC-SR04 untuk mengukur ketinggian air.

Semua data langsung terhubung ke aplikasi sehingga peternak dapat melakukan penyesuaian cepat.

“Pada musim kemarau, sistem bisa diatur manual berbasis waktu untuk membuka sirkulasi udara lebih lebar. Sementara pada musim hujan, pengaturan otomatis berbasis cahaya lebih efektif karena kandang ditutup terpal agar tetap hangat dan lembap,” jelas mahasiswa asal Magetan ini.

Dosen pembimbing, Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CLA., CISA, menyebut inovasi ini sebagai bukti bahwa teknologi digital dapat bersentuhan langsung dengan sektor riil, khususnya peternakan rakyat.

“Inovasi ini bisa membantu peternak kecil menjaga pendapatan mereka, apalagi saat kemarau panjang,” ujarnya.

Enggar berharap temuannya dapat dikembangkan lebih lanjut dan diadopsi secara luas oleh peternak ayam petelur.(*)

Tombol Google News

Tags:

peternak telur peternakan telur kemarau Musim Kemarau telur Mahasiwa Untag Untag Surabaya Wahyu Enggar Jati aplikasi Kandangku Ayam Petelur Universitas 17 Agustus 1945