KETIK, MALANG – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait memberikan bantuan uang muka kepada 100 dosen dan karyawan Universitas Islam Malang (Unisma) yang belum punya rumah. Kebijakan ini dilakukan Maruar saat menghadiri acara Apersi Jawa Timur di Unisma, Malang, dalam rangka percepatan program pemerintah dan pembiayaan mikro bagi masyarakat menengah ke bawah.
Maruarar memberikan bantuan 100 orang tenaga kependidikan (Tendik) Unisma yang belum memiliki rumah, saat menanyakan ke Rektor Unisma Prof. Junaidi, pada Jumat malam 17 Oktober 2025. Rektor Unisma yang menyebutkan, ada sekitar 100 dosen dan karyawan Unisma yang belum memiliki rumah sendiri langsung direspon oleh Maruar.
"100 orang itu uang mukanya yang bayar Menteri Perumahan yang bayar biar saya, pakai uang pribadi, bukan pakai uang negara," ucap Maruarar Sirait, yang disambut tepuk tangan dari peserta sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan dan FLPP.
Menurut Maruarar, pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto terus menargetkan agar setiap masyarakat bisa membeli rumah subsidi, menggandeng BUMN termasuk PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Maka dari itu dia diperintahkan oleh Presiden Prabowo Subianto, untuk menghapus Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan menggratiskan pengurusan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) yang menggantikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Menteri Maruarar Sirait dengan jajaran Apersi Jawa Timur di Unisma (Humas Kementerian PKP)
Langkah ini demi mempercepat pembangunan rumah murah atau rumah bersubsidi untuk rakyat jelas menengah ke bawah. Selain itu, bunga kredit rumah subsidi juga dipastikan tidak naik.
"Program yang luar biasa di bidang perumahan, yang tidak pernah terjadi. Rumah subsidi BPHTB sudah gratis, pertama kali di Indonesia, PBG gratis, pertama kali tidak pernah ada, tapi ini buat masyarakat berpenghasilan rendah, dan bunganya tidak naik. Ini sangat pro rakyat kebijakannya," jelas Maruar.
Menteri berusia 55 tahun itu pun terus berkomitmen menyediakan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Sinergi dengan PNM dan PT Sarana Multigriya Financial (SMF), sesama BUMN dilakukan di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Wajo, Majalengka, Surabaya, beberapa kota di Jawa Tengah, dan terakhir di Malang, Jawa Timur.
"Masa negara kalah sama tengkulak, sama rentenir, buat program-program penawaran yang mudah, cepat, dan murah bagi rakyat, sehingga negara bisa hadir untuk bisa membantu ibu-ibu ini, ya kita kasih 6 persen bunganya," tegasnya. (*)