KETIK, MALANG – Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ulum Agung Malang menjadi kawah candradimuka crosser-crosser muda. Pembibitan crosser muda di sini dimulai sejak usia 6 tahun yang turun pada kategori kelas 50 CC, hingga menjadi crosser nasional yang punya skill mumpuni.
Tak main-main Ponpes ini bahkan memiliki tim crosser sendiri Darul Ulum MotoCross, hingga pelatih bersertifikat yang sudah diakui oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI) serta memiliki lahan untuk berlatih sendiri di depan kawasan Perkantoran Terpadu Pemerintah Kota (Pemkot) Malang di Kelurahan Tlogowaru, Kedungkandang, Kota Malang.
Pengasuh Ponpes Darul Ulum Agung KH. Mudjib Mustain mengatakan, awal mula ia tertarik dengan dengan dunia otomotif dan memutuskan ponpesnya terjun pada pembinaan crosser sejak usia dini. Dirinya mengaku sudah suka otomotif sejak tahun 1977, saat itu memang dirinya mengikuti perkembangan otomotif di Indonesia.
Dirinya mengaku sempat berhenti, tapi hobinya menurun ke anaknya Ahmad Izzal Labiba. Kebetulan saat itu Izzal tengah berkunjung ke rumah neneknya sekaligus ibu dari Gus Mudjib, sapaannya.
"Lalu sempat berhenti, di 2007 itu muncul lagi anak saya namanya Ahmad Izzal Labiba. Saat itu 2006 anak saya masih kelas 5 SD main ke rumahnya mbahnya, nyoba motor crosser," ujar Mudjib Mustain, ketika berbincang di Ponpes Darul Ulum Agung, Malang.
Izzal sang anaknya lantas mencoba sepeda motor crosser milik kakeknya, yang juga pembalap crosser. Dari sanalah awal mula ketertarikannya Izzal ke motor cross. Saat itu selain Izzal ada dua orang sepupunya, yang juga tertarik ke motorcross.
"Di situ rebutan motor terus sama orang tua dibelikan tiga, buat anak saya Izzal, Raffi, Ivan anaknya cacak (kakak saya), Ivan berhenti, anak saya terus 2008. Di 2009 naik 50 (CC), 65, 85 terus sampai kelas 3 SMP akhir itu naik 250," ucapnya.
Izzal bahkan disebut Gus Mudjib pernah menjuarai kejuaraan nasional (Kejurnas) MotoCross tahun 2012 pada kelas 250 CC. Pembinaan terhadap motocross juga terlihat ketika ada 28 orang atlet yang juga santri Ponpes Darul Ulum Agung berpartisipasi dalam berbagai ajang dan tingkatan, mulai Kejurda, Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga Kerjunas lainnya.
"28 pembalap itu kita didik di sini, belajar di sini, nggak boleh main-main, bahkan ini ada pelatihnya khusus, ada pelatih fisik juga. Jadi latihan jalan, ngaji jalan, sekolah jalan," kata dia.
Torehan prestasi juga kembali diraih ketika tahun 2015, kala itu Daffa asal Pujon dan Adjid asal Sidrap, Sulawesi Selatan, meraih emas saat mewakili Jawa Timur di ajang Kerjunas. Torehan prestasi didikan Darul Ulum Agung MotoCross terus berlanjut hingga terakhir muncul Hadziq Fazal Fakhri yang merupakan atlet cross binaannya, yang saat bergelut di Kelas 50 CC. Hadziq terakhir menjadi Juara 2 dalam gelaran MX Putaran ketiga di Magelang, pada Juli 2025 lalu.
"Hadziq Fazal asli Nongkojajar, Poncokusumo, Malang, tahun depan naik 65 CC, sekarang kelas 5 SD. Anaknya memang tegas, semangat dalam berlatih, punya skill, dan cerdas," tuturnya.
Tak cuma Hadziq bahkan Gus Mudjib mengklaim atlet crosser seperti Lantian Juan, M. Excel, dan Ananda Rigi, pernah dibina oleh tim motorcross binaan bahkan mondok di Ponpes Darul Ulum Agung, Malang.
"Excel pernah mondok di sini SD sampai SMP, Lantian (Juan) pernah tinggal di sini, sampai beberapa minggu, Ananda Rigi itu pernah tinggal di sini," ucap Gus Mujib kembali.
Di sisi lain, Ahmad Izzal Labiba anak dari Gus Mujib mengakui, dari sekian santri yang mondok di Ponpes Darul Ulum Agung, masih ada tiga orang santri saat ini yang aktif bermain crosser. Ketiganya bahkan masih mengikuti kompetisi - kompetisi dan dididik menjadi atlet profesional.
"Sekarang tiga anak yang disini, kita didik jadi crosser, ada dari Riau, Malang, dan satunya Medan," kata Izzal Labiba, mendampingi ayahnya.(*)
