Mengenang Pak Buchori, Wali Kota Probolinggo Dua Periode yang Dicintai Rakyatnya

16 September 2025 16:36 16 Sep 2025 16:36

Thumbnail Mengenang Pak Buchori, Wali Kota Probolinggo Dua Periode yang Dicintai Rakyatnya
Foto : Reproduksi Foto lawas HM Buchori berada di tengah, diapit H. As'ad Anshori dan istrinya Hj Umil Sulistyowati, Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo saat ini.

KETIK, PROBOLINGGO – Kota Probolinggo benar-benar berduka. Meski sudah berlalu sehari, dari waktu meninggalnya mantan Wali Kota Probolinggo HM Buchori periode 2004 -2014 di usia 71 tahun, namun citra baiknya terus jadi pembicaraan masyarakat Kota dan Kabupaten Probolinggo.

Bahkan, lawan politiknya di Pilwali 2013,  H. As'ad Anshori yang pernah maju jadi calon wakil wali kota ketika melawan istri Buchori, yakni Hj Rukmini, juga mengakui sosok Buchori adalah pemimpin yang terbuka apa adanya, merakyat, tidak suka basa-basi dan dermawan. 

"Saat coblosan pilwali kurang dua minggu, beliau telepon saya. Katanya saya menang. Lalu, kurang tiga hari, beliau telepon lagi katanya saya kalah, karena logistiknya tidak ada. Beliau sosok yang benar benar humoris, terbuka, mau menerima saran kritik dari siapapun," ungkap H. As'ad kepada Ketik, Selasa, 16 September 2025. 

Saking dekatnya dengan berbagai elemen masyarakat, H. As'ad menerangkan, Buchori sukses mengendorse tiap wali kota yang ada.

Tahun 2013, dia mampu mengusung istrinya Hj Rukmini, maju jadi wali kota. Lalu, setelah itu Habib Hadi. Terbaru di 2024, beliau berlawanan dengan petahana Habib Hadi, dan sukses mendukung wali kota terpilih dr Aminuddin yang berpasangan dengan anaknya, yakni Ina Buchori. 

Padahal, Buchori pernah kesandung skandal dugaan korupsi DAK dan sempat menjalani hukuman 4 tahun. Namun hal itu tidak mengurangi pengaruhnya. 

"Beliau itu suka blusukan. Sehari bisa 10 titik melakukan takziah ke warga yang meninggal, saya sering diajak, tapi karena nggak kuat maka saya pulang duluan," ujarnya. 

Satu hal lainnya, menurut H As'ad, sosok Buchori dikenal baik karena suka membantu meringankan beban orang lain alias dermawan, tidak perhitungan soal kebaikan dan tanpa ada motif politik.

"Beliau suka memberangkatkan umrah berbagai kalangan dari wartawan, dewan bahkan tokoh masyarakat dari Kota dan Kabupaten Probolinggo. Beliau orangnya tidak pelit, tidak suka basa basi, dan tidak memberi jarak kepada orang lain," katanya.

H. As'ad mengenak Buchori sejak menjadi karyawan KTI Probolinggo, lalu menjadi anggota DPRD Jatim.

"Gaji beliau di KTI Rp12 juta (tahun 1974-1999). Gaji jadi dewan cuma Rp6 juta (tahun 1999-2003). Beliau mau berhenti jadi dewan, tapi saya larang dan saya katakan waktu itu, sampean ini bisa jadi wali kota di 2004 kalau terus di dewan," kenang H. As'ad.

Dikatakan, kepergiannya HM Buchori meninggalkan kenangan mendalam bagi warga Kota Probolinggo. "Semoga ke depan ada pemimpin, seperti beliau," katanya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Walikota Probolinggo DPRD Kota Probolinggo HM Buchori