Menengok Makam Penggubah Lagu Indonesia Raya WR Soepratman di Surabaya, Dekat Pembuangan Sampah hingga Minim Penerangan

14 Agustus 2025 17:58 14 Agt 2025 17:58

Thumbnail Menengok Makam Penggubah Lagu Indonesia Raya WR Soepratman di Surabaya, Dekat Pembuangan Sampah hingga Minim Penerangan
Kondisi kawasan Makam WR Soepratman sudah tertata rapi namun tidak jauh terdapat TPS, Kamis, 14 Agustus 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Pihak keluarga komponis lagu kebangsaan Indonesia Raya, Wage Rudolf (WR) Soepratman mengaku kecewa dengan kondisi makam pahlawan nasional tersebut yang dinilai tidak terawat dan berada di lingkungan yang tidak layak.

Keponakan WR Soepratman, Soerachman (80) mengatakan bahwa makam sang pahlawan terletak di tengah lingkungan yang memprihatinkan. Hanya berjarak sekitar 50 meter di sebelah barat makam, terdapat lokasi pembuangan dan pembakaran sampah yang setiap hari mengeluarkan asap dan bau menyengat.

“Karena sampah dibakar, anginnya ke lokasi makam. Mambu (bau menyengat) sekali. Padahal ini makam pahlawan,” ujarnya di Surabaya, Rabu, 13 Agustus 2025.

Selain masalah lingkungan, Soerachman menilai kondisi fisik makam juga dinilai memprihatinkan. Beberapa beton penutup selokan di beberapa bagian makam sudah berlubang, sementara ubin di bagian depan makam banyak yang pecah. Area sekitar makam pun gelap pada malam hari, ditambah akses jalan yang rusak, membuat peziarah kesulitan berkunjung.

Foto Kondisi TPS dekat makam WR Soepratman yang membuat pihak keluarga pahlawan merasa kecewa, Kamis, 14 Agustus 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)Kondisi TPS dekat makam WR Soepratman yang membuat pihak keluarga pahlawan merasa kecewa, Kamis, 14 Agustus 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

“Beton banyak yang bolong, tekel (ubin) depan makam pecah. Kalau malam, gelap. Jalan juga rusak,” ujarnya dengan nada kecewa.

Ia menyesalkan minimnya perhatian Pemerintah Kota Surabaya terhadap perawatan makam WR Soepratman. Menurutnya, sebagai bentuk penghargaan kepada pahlawan nasional yang jasanya begitu besar bagi bangsa, seharusnya makam tersebut dirawat dengan layak.

Kok ya penguasa-penguasa sekarang itu tidak memperhatikan. Tidak ada (biaya perawatan) Rp10 juta pun untuk makam ini,” katanya.

Soerachman mengungkapkan bahwa pihak keluarga rutin berziarah ke makam WR Soepratman pada momen-momen penting, seperti setiap 9 Maret saat hari lahir sang komponis, 17 Agustus pada peringatan Hari Kemerdekaan RI, dan 10 November pada peringatan Hari Pahlawan.

Foto Keponakan WR Soepratman, Soerachman (80) saat ditemui di rumahnya, Selasa, 12 Agustus 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)Keponakan WR Soepratman, Soerachman (80) saat ditemui di rumahnya, Selasa, 12 Agustus 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

“Saya selalu hadir. Kadang diberitahu (ada acara), kadang tidak. Kalau tidak pun, saya tetap datang. Sebagai keluarga, saya harus ada di sana, seperti tuan rumah,” ujarnya.

Wartawan Ketik mencoba menelusuri kondisi makam WR Soepratman di Jalan Kenjeran, Rangkah Surabaya. Kondisi makan sudah disulap menjadi bagus bahkan beton penutup selokan sudah terpasang rapi.

Meskipun saat ini kondisi trotoar tidak lagi gunakan tekel, namun susunan batu tertata apik dan rapi. Namun kondisi makam yang dekat dengan tempat pembuangan sementara (TPS) cukup mengganggu peziarah lantaran tidak jarang tercium bau busuk dari sampah ketika angin berhenbus ke arah makam.

WR Soepratman lahir di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903 dan wafat di Surabaya pada 17 Agustus 1938. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1971 atas jasanya menciptakan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928 di Batavia (sekarang Jakarta). (*)

Tombol Google News

Tags:

Makam WR Soepratman Keluarga WR Soepratman kecewa Pemkot Surabaya Soerachman Pencipta Indonesia Raya Indonesia Raya royalti