KETIK, SURABAYA – Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho menyampaikan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang diproyeksikan masih lebih baik dibandingkan rata-rata nasional. Hingga triwulan terakhir, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat mencapai 5,12 persen, lebih tinggi dari kinerja nasional.
"Pertumbuhan ini didukung oleh investasi dan juga ekspor. Ini sesuatu yang baik karena kita menghadapi tantangan ke depan," kata Nugroho di Media Briefing 2025 di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, Kamis, Kamis, 14 Agustus 2025.
Ia menjelaskan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah kebijakan tarif impor Amerika Serikat terhadap sejumlah komoditas ekspor Indonesia, termasuk dari Jawa Timur. Tercatat sekitar 19 persen ekspor Jatim terdampak kebijakan tersebut. Namun, kondisi itu juga dinilai sebagai peluang.
"Negara lain yang menjadi kompetitor kita juga dikenakan tarif serupa. Posisi Jawa Timur masih relatif di tengah, banyak negara yang tarifnya lebih tinggi dibanding kita," ujarnya.
Nugroho menjelaskan beberapa eksportir dari negara lain seperti Vietnam cukup tinggi. "Kondisi ini menguntungkan Indonesia untuk ekspor barang ke Amerika," tuturnya.
Menurut Nugroho, selain ekspor, investasi juga menjadi faktor penting yang terus didorong untuk menopang pertumbuhan ekonomi daerah. BI menilai, geliat investasi di Jawa Timur pada 2025 berpotensi meningkat seiring membaiknya iklim usaha dan dukungan kebijakan pemerintah daerah.
"Kita akan coba dorong investasi lebih tinggi, karena itu salah satu sumber pertumbuhan yang kita harapkan masih bisa mendorong ke depan, terutama di 2025 ini," kata dia menegaskan.
Nugroho optimistis tren pertumbuhan investasi di Jawa Timur akan terus berlanjut hingga akhir tahun. "Kalau sampai akhir tahun, kita masih optimis," ujarnya menutup. (*)