"Mata Ruang Lama Kini”, Pameran Keramik yang Menghidupkan Ruang dan Waktu di Kota Batu

9 November 2025 18:41 9 Nov 2025 18:41

Thumbnail "Mata Ruang Lama Kini”, Pameran Keramik yang Menghidupkan Ruang dan Waktu di Kota Batu
Potret Suasana di Gallery Matahari yang Menampilkan Beberapa Karya Ceramics Pameran "Mata Ruang Lama Kini" Ramai Pengunjung Dok. Adinda Trisaeni Nur Sabrina "

KETIK, BATU – Studio Matahati Ceramics membuka pameran seni bertajuk “Mata Ruang Lama Kini” di Junrejo, Kota Batu, Minggu, 9 November 2025.

Pameran yang berlangsung hingga 23 November 2025 ini menampilkan karya-karya seniman keramik dari berbagai latar belakang, sebagai bagian dari perayaan HUT ke-24 Kota Batu dan rangkaian Indonesia Creative Cities Festival (ICCF).

Pameran ini menghadirkan beragam karya yang mengeksplorasi medium tanah liat sebagai ekspresi artistik, bukan sekadar fungsi.

Creative Director Matahati Studio, Raisa Matahati, menjelaskan bahwa tema Mata Ruang Lama Kini lahir dari kolaborasi program Residency Internship bersama mahasiswa Seni Rupa Murni Unesa dan sejumlah seniman independen.

“Lewat pameran ini kami ingin menunjukkan bahwa karya seni bukan hanya soal keindahan visual, tapi juga gagasan dan nilai edukatif di dalamnya,” ujar Raisa.

“Kami berharap acara ini bisa menjadi ruang apresiasi dan edukasi, sekaligus memperkuat citra Kota Batu sebagai kota wisata kreatif," tambahnya.

Menurut Raisa, penyelenggaraan pameran ini juga menjadi bagian dari creative movement yang mendorong pariwisata berbasis seni dan budaya.

Ia berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi bagian dari eco tourism dan creative tour yang menguatkan ekosistem industri kreatif di Kota Batu.

Sementara itu, Prof. Dr. Drs. Djuli Djatiprambudi, M.Sn., akademisi dan kurator seni rupa, menilai pameran ini sebagai momentum penting bagi perkembangan seni keramik di Indonesia. Ia menekankan bahwa kehadiran pameran khusus keramik masih jarang ditemui di Indonesia, padahal potensinya besar.

“Selama ini pameran seni lebih didominasi oleh lukisan. Keramik sering hanya menjadi pelengkap,” ujar Prof. Djuli.

“Pameran seperti ini penting untuk memperluas wawasan masyarakat bahwa seni rupa bukan hanya tentang lukisan, tapi juga ekspresi lewat medium tanah liat yang kaya akan nilai sejarah dan teknik," lanjut dia.

Ia juga menyoroti bagaimana para seniman muda kini mulai berani mengeksplorasi bentuk-bentuk nonfungsional, menjauh dari produk massal, dan menjadikan keramik sebagai medium ekspresi personal.

“Anak-anak muda ini bermain bentuk dengan bebas, tidak sekadar membuat wadah, tapi menghadirkan identitas dan narasi baru,” katanya.

Salah satu karya yang menarik perhatian pengunjung adalah karya berjudul “Kilau Karat” milik Ilham Maulana Putra, seniman muda yang turut ambil bagian dalam pameran ini. Karya tersebut menggambarkan refleksi kritis terhadap hubungan manusia dan mesin dalam perjalanan sejarah otomotif.

“Lewat Kilau Karat, saya ingin menggambarkan bagaimana mesin yang awalnya diciptakan untuk mempermudah hidup manusia justru dapat membawa dua sisi, yakni manfaat dan kerusakan,” ujar Ilham.

“Keramik bagi saya bukan sekadar material, tapi cara untuk menyampaikan pesan tentang perubahan zaman dan dampaknya terhadap kehidupan," tuturnya.

Pameran Mata Ruang Lama Kini dibuka untuk umum tanpa biaya masuk dimulai pukul 08.00–19.00 WIB di Studio Matahati Ceramics, Junrejo, Kota Batu.

Selain pameran, rangkaian acara juga akan diisi dengan sesi art talk yang dibawakan oleh Ayos Purwoaji pada 15 November mendatang. (*)

Tombol Google News

Tags:

#MataHatiCeramics #PameranBatu ICCF #HUTKotaBatu #MataRuangLamaKini