KETIK, JAKARTA – Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONCACAF menutup lembaran dengan kisah yang dramatis sekaligus bersejarah. Curacao, negara kecil di Karibia dengan populasi hanya sekitar 156.000 jiwa, berhasil memastikan mejaku ke putaran final yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Hasil imbang tanpa gol (0-0) saat bertandang ke markas Jamaika di Kingston pada Rabu, 19 Oktober 2025, sudah cukup bagi Curacao untuk memimpin Grup B dengan total 12 poin. Hebatnya, tim ini menjadi satu-satunya tim yang tak terkalahkan sepanjang babak kualifikasi tersebut.
Pencapaian ini menempatkan Curacao, dengan luas wilayah hanya 444 kilometer persegi, sebagai negara terkecil yang pernah lolos ke Piala Dunia. Mereka memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Islandia pada Piala Dunia 2018, yang saat itu memiliki populasi sekitar 350.000 jiwa.
Kelolosan Curacao ini juga menghadirkan kontras tajam dengan nasib mantan pelatih mereka, Patrick Kluivert.
Kluivert, yang sempat menangani Curacao dalam dua periode (2015–2016 dan 2021), gagal membawa tim tersebut lolos ke Piala Dunia 2022. Pada masa jabatan keduanya, Curacao tersingkir setelah kalah agregat 1-2 dari Panama.
Ironisnya, saat Curacao merayakan sejarah terbesar, Kluivert yang kini melatih Timnas Indonesia justru harus menelan pil pahit. Timnas Indonesia terhenti di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah kalah dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1). Dengan demikian, Indonesia harus kembali menunda mimpi tampil di ajang sepak bola terbesar dunia.
Setelah beberapa kali berganti pelatih, Curacao akhirnya menunjuk Dick Advocaat. Di bawah arahannya, mereka berhasil meraih prestasi terbesar dalam sejarah sepak bola mereka dengan lolos ke Piala Dunia 2026.
Dengan sejarah baru yang mereka ukir, Curacao kini menghadapi tantangan selanjutnya. Membuktikan bahwa pencapaian ke Piala Dunia bukan sekadar cerita kejutan, melainkan awal dari era baru sepak bola mereka. (*)
