KETIK, JEMBER – PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus membenarkan bahwa krisis pasokan BBM yang terjadi di Kabupaten Jember merupakan dampak langsung dari penutupan total Jalur Gumitir. Jalur nasional yang selama ini menjadi satu-satunya akses utama distribusi BBM dari Banyuwangi ke Jember resmi ditutup sejak 24 Juli 2025 untuk keperluan perbaikan jalan nasional.
Meskipun distribusi terganggu, Pertamina memastikan bahwa suplai BBM ke Jember masih berjalan normal dari sisi volume. Setiap hari, sekitar 160 kiloliter (KL) BBM disalurkan ke wilayah Jember. Penambahan volume pun sedang dipertimbangkan sesuai dengan kondisi lapangan.
“Kami pastikan suplai BBM tetap dilakukan setiap hari. Namun karena jalur utama terputus, distribusi kami alihkan ke rute alternatif,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi dalam pernyataan tertulisnya kepada Ketik pada Senin, 28 Juli 2025.
Distribusi BBM Dialihkan, Rute Baru Lewat Situbondo dan Bondowoso
Pertamina mengalihkan rute pengiriman BBM dari jalur Banyuwangi–Gumitir ke jalur alternatif melalui Situbondo–Arak-Arak–Bondowoso–Jember. Namun, jalur ini memiliki keterbatasan karena hanya bisa dilalui oleh mobil tangki berkapasitas 16 hingga 24 KL, akibat kondisi medan yang berat.
Ahad menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Kalibaru, Situbondo, Bondowoso, dan Jember untuk memastikan kelancaran distribusi, terutama di titik-titik rawan kemacetan seperti kawasan Arak-Arak.
Sebagai langkah antisipatif, tambahan armada tangki bantuan juga telah disiagakan dari Terminal BBM Surabaya Group. Selain itu, Pertamina juga menyiapkan jalur alternatif distribusi LPG dari arah Gresik jika jalur timur mengalami kemacetan parah.
“Kami mengimbau masyarakat tetap membeli BBM secara bijak, sesuai kebutuhan. Distribusi masih dalam kendali dan kami terus memantau kondisi di lapangan,” tegas Ahad.
Bupati Jember: Masalah Distribusi, Bukan Pasokan
Sementara itu, Bupati Jember Muhammad Fawait menyebut bahwa kelangkaan BBM ini bukan disebabkan oleh kekurangan pasokan, melainkan murni karena kendala distribusi akibat penutupan Jalur Gumitir.
“Ini bukan masalah fundamental. Awalnya suplai kita cukup, hanya saja distribusi dari Banyuwangi ke Jember terganggu karena jalannya padat dan macet. Kami sudah minta koordinasi langsung dengan Pertamina agar segera dicari solusi cepat,” ujar Fawait saat meninjau antrean BBM di sejumlah SPBU di Jember.
Fawait menambahkan, Pemkab Jember akan menginstruksikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta OPD terkait untuk berkoordinasi langsung dengan Pertamina guna menjaga ketersediaan energi, termasuk LPG, agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi.
Fawait juga menyayangkan keputusan penutupan total Jalur Gumitir karena dampaknya terhadap distribusi BBM sebenarnya sudah bisa diprediksi. Namun demikian, ia berharap situasi bisa segera normal kembali.
“Mudah-mudahan dalam satu atau dua hari ke depan distribusi kembali lancar. Ini masalah teknis dan menjadi kewenangan pemerintah pusat, tapi kita di daerah tetap harus sigap mengatasi dampaknya,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, penutupan Jalur Gumitir dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) melalui Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional (BBPJN) untuk memperbaiki jalur penghubung utama Jember - Banyuwangi tersebut. Penutupan total dilakukan selama 2 bulan. Sedangkan masa perbaikan jalan mencapai 5 bulan. Sebelum melakukan penutupan, BBPJN mengklaim telah mengkaji secara matang dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait potensi dampak negatif yang ditimbulkan. Termasuk juga membuat jalur alternatif penghubung sebagai pengganti sementara Jalur Gumitir.
Distribusi BBM ke 49 SPBU Terdampak Penutupan Jalur Gumitir
Sebagai informasi, wilayah distribusi BBM yang terdampak akibat penutupan Jalur Gumitir mencakup 49 SPBU, terdiri dari 8 SPBU di Bondowoso dan 41 SPBU di Jember. Pemerintah daerah bersama Pertamina terus melakukan pemantauan dan koordinasi agar kelangkaan tidak berlangsung lama dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat maupun roda perekonomian daerah.
Antrean Mengular di SPBU, Polisi Diterjunkan
Krisis BBM di Jember mulai terasa sejak Jumat, 25 Juli 2025 dan memuncak pada Sabtu, 26 Juli 2025, ditandai dengan antrean panjang di hampir seluruh SPBU. Di SPBU Jalan Ahmad Yani, antrean kendaraan bahkan mengular hingga hampir 450 meter, mendekati kantor Mapolres Jember.
Di beberapa titik, kepolisian terpaksa diturunkan untuk mengatur antrean guna mencegah bentrok antarwarga akibat lamanya waktu tunggu. (*)