KETIK, TEGAL – Ketua Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK RI), Basri Budi Utomo, melontarkan tudingan keras terkait dugaan praktik persaingan bisnis tidak sehat yang mencoreng Kota Tegal.
Dalam konferensi pers yang digelar di Cafe Kota Tegal, Minggu, 9 November 2025, Basri secara gamblang menyebut nama seorang kontraktor, Suprianto alias Jipri, sebagai dalang di balik kekisruhan ini.
Dengan nada berapi-api, Basri, yang dikenal memiliki kedekatan dengan Rumah Sakit Kardinah, menegaskan bahwa kehadirannya bertujuan untuk meluruskan informasi yang dianggap menyesatkan dan memberikan pendampingan hukum kepada pihak rumah sakit.
Ia dengan tegas membantah segala tudingan yang mengaitkannya dengan proyek-proyek di Kota Tegal.
"Saya bukan orang asing di Tegal! Saya tidak pernah sekalipun meminta proyek," serunya dengan lantang.
Alih-alih menanggapi isu korupsi yang santer beredar, Basri justru melihat adanya indikasi persaingan bisnis yang tidak sehat di balik layar. Ia menduga bahwa Jipri menyimpan kekecewaan mendalam karena gagal merengkuh proyek, sehingga berupaya keras mencari-cari kesalahan pihak lain.
"Ini bukan korupsi! Ini adalah akumulasi kekecewaan dari seorang pelapor," tegasnya.
Basri menyoroti sepak terjang Jipri yang dinilai berambisi menjadi "wasit" sekaligus "pemain" dalam berbagai proyek strategis di Kota Tegal. I
a bahkan mengungkap adanya komunikasi intensif antara Jipri dengan ketua dewan terkait proyek-proyek tertentu, sembari mengklaim memiliki bukti kuat berupa tangkapan layar percakapan.
"Jangan biarkan pemain menjadi wasit! Jika pemain merangkap wasit, maka tangannya akan gatal," sindir Basri dengan nada sinis.
Terkait kerjasama pengelolaan parkir di Rumah Sakit Kardinah, Basri menjelaskan bahwa kemitraan ini telah memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi keuangan rumah sakit. Ia menyebutkan bahwa pengelola parkir secara rutin menyetorkan dana sebesar Rp35 juta per bulan langsung ke kas rumah sakit.
"Alhamdulillah, 35 juta rupiah per bulan masuk ke kas rumah sakit, tanpa campur tangan pihak manapun," ungkapnya dengan nada syukur.
Tak hanya itu, Basri juga membantah mentah-mentah tuduhan yang menyebutkan bahwa CV Curtina Prasara tidak memiliki legal standing yang sah. Ia menegaskan bahwa CV tersebut memiliki dasar hukum yang kuat dan kasus perdata terkait hal ini bahkan telah bergulir hingga tingkat kasasi.
Di penghujung konferensi pers, Basri menyampaikan harapannya agar Kota Tegal dapat terus melaju dengan lancar tanpa adanya gangguan dari tekanan atau komunikasi yang tidak sehat.
Ia mengingatkan para pejabat untuk tidak mudah tergiur dengan iming-iming proyek dari pihak-pihak yang memiliki agenda tersembunyi.
"Biarlah Kota Tegal ini berjalan dengan semestinya! Hentikan segala bentuk komunikasi yang tidak sehat dan tekanan yang merugikan," pungkasnya dengan nada serius.
