KETIK, PALEMBANG – Harapan masyarakat agar aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di Palembang berlangsung aman akhirnya terwujud. Selama sekitar empat jam, sejak pukul 11.00 hingga 16.00 WIB, Senin 1 September 2025, ribuan mahasiswa dari 14 perguruan tinggi di Sumatera Selatan menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPRD Sumsel dengan tertib tanpa insiden anarkis.
Ketua DPRD Sumsel, Andie Dinialdie, bahkan bersumpah dengan Al-Quran di hadapan massa untuk memperjuangkan seluruh tuntutan mahasiswa hingga ke tingkat pusat.
“Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, kami DPRD Sumsel akan menyampaikan aspirasi dan mendukung seluruh tuntutan masyarakat serta membawa perwakilan ke Jakarta,” tegas Andie dari atas mobil komando. Pernyataan itu disambut tepuk tangan riuh ribuan mahasiswa.
Gubernur Sumsel Herman Deru yang hadir bersama Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian dan Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Adri Koesdyanto memberikan apresiasi tinggi atas cara mahasiswa menyampaikan aspirasi.
“Ini bukti rasa memiliki yang tinggi terhadap daerah. Suara mahasiswa adalah bagian dari suara rakyat, dan saya bangga penyampaiannya berjalan penuh etika,” kata Deru.
Dalam aksinya, Aliansi Mahasiswa Sumsel membacakan tujuh poin tuntutan, antara lain mendesak DPR membatalkan kenaikan tunjangan, segera mengesahkan RUU Perampasan Aset, mengevaluasi kinerja DPR dan sistem rekrutmen Polri, mencopot Kapolri, memprioritaskan kesejahteraan guru, serta mengembalikan kebebasan pers.
Aksi di Palembang juga mendapat dukungan masyarakat, tercermin dari sumbangan logistik berupa lebih dari 700 dus air mineral dan snack yang dititipkan kepada koordinator lapangan. Usai aksi, aparat TNI ikut membersihkan sampah di kawasan simpang lima DPRD sebagai bentuk kepedulian menjaga kota tetap bersih.
Sementara itu, aksi serupa di DPRD Ogan Komering Ulu (OKU) sempat diwarnai kericuhan. Awalnya demonstrasi mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berlangsung tertib. Namun, situasi memanas ketika sekelompok warga yang tidak jelas afiliasinya memaksa masuk ke gedung DPRD.
Bentrokan pun pecah, ditandai pelemparan batu dan botol ke arah aparat. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Sejumlah fasilitas umum rusak dan beberapa orang diamankan sebelum situasi kembali kondusif.
Secara umum, aksi di Palembang dinilai berhasil menunjukkan bahwa penyampaian aspirasi bisa berjalan damai dan bermartabat. “Inilah cara kita menunjukkan cinta kepada daerah. Kondusivitas sangat penting untuk menjaga iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi Sumsel,” ujar Gubernur Deru.(*)