KETIK, SURABAYA – Rumah Sakit Bhayangkara, Jawa Timur hari ini, Jumat, 3 Oktober 2025 mulai ramai didatangi oleh keluarga korban ambruk bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.
Keluarga korban, terlihat sudah berada di posko ante mortem untuk menyerahkan data primer dan data pendukung, seperti ijazah yang terdapat sidik jari korban untuk memudahkan proses identifikasi jenazah.
Berdasarkan pengamatan Ketik di lokasi, keluarga korban menunggu di sekitar area posko ante mortem, Rumah Sakit, Bhayangkara, Surabaya.
"Ante mortem di sini (RS Bhayangkara) ini adalah ante mortem tambahan bagi yang belum melaporkan. Kami membuat posko ante mortem utama di TKP itu posko yang terbesar, sehingga di sini hanya untuk tambahan saja," kata Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol Khusnan Marzuki.
Lebih lanjut ia menjelaskan, selain mengumpulkan data primer pihak DNA Tim DVI Polda Jatim juga mengambil sampel lainnya, seperti DNA orang tua saat ini.
"Semakin banyak data ante mortem memudahkan proses identifikasi jenazah. Proses identifikasi harus dilakukan untuk memastikan identitas korban sebelum diserahkan ke keluarga," lanjutnya.
Hingga pukul 14.41 WIB, jenazah korban ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny yang telah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya sebanyak lima orang.
Setibanya di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, ambulans yang membawa jenazah ke-5 langsung memasukkan ke dalam Gedung Kompartemen Dokpol.
Sementara itu hingga berita ini ditulis, beberapa pejabat telah berkunjung ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya untuk melihat langsung proses identifikasi jenazah korban ambruknya Ponpes Al Khoziny.
Beberapa pejabat yang hadir di antaranya, Ady Karyono dan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Drs. Nanang Avianto. Keduanya sebelum masuk ke ruangan memakai masker dan APD berwarna putih. Namun keduanya tidak lama masuk dan langsung keluar untuk memberikan keterangan.
Setelah berkunjung keduanya meninggalkan Gedung Kompartemen Dokpol, Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya. (*)