KETIK, PROBOLINGGO –
Sebagai Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid (PPNJ) Paiton, Probolinggo, KH Abdul Hamid Wahid terus memperluas jaringan kerja sama pesantren dengan berbagai lembaga pendidikan, pemerintah, dan organisasi Islam, baik di dalam maupun luar negeri.
Beberapa dosen dan alumni UNUJA pun aktif terlibat dalam riset kolaboratif tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, program “Santri Go International” mulai dijalankan, mengirimkan kader dakwah ke Jepang, Malaysia, dan Timur Tengah.
Hal ini disampaikan KH Abdul Hamid Wahid saat acara laporan pertanggungjawaban masa takwim PPNJ di Aula I Pesantren, Jumat, 7 November 2025.
Acara ini menjadi rutinitas tahunan menjelang akhir tahun, bertujuan memperkuat arah pengelolaan pesantren ke depan sekaligus menjadi laporan satu tahun kepemimpinan Kiai Hamid di PPNJ.
Dalam sambutannya, Kiai Hamid menyampaikan rasa syukur atas bimbingan para pengasuh serta kerja sama seluruh elemen pesantren, yang membuat berbagai kemajuan di PPNJ dapat diraih sepanjang tahun 2025.
“Semua capaian ini tentu berkat bimbingan para masyayikh, dukungan dewan pengasuh, kerja keras para asatiz, serta partisipasi aktif wali santri dan alumni,” ujar Bupati Bondowoso ini.
Kiai Hamid menyebutkan 6 capaian yang sangat baik pada tahun 2025, di antaranya:
1. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Akademik
Sepanjang 2025, Pesantren Nurul Jadid terus memperkuat sinergi antara pendidikan formal dan nonformal di berbagai jenjang.
Lembaga-lembaga pendidikan di bawah naungan pesantren, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi seperti Universitas Nurul Jadid (UNUJA) dan Ma’had Aly, menunjukkan peningkatan signifikan. UNUJA bahkan berhasil menembus 10 besar Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) terbaik nasional berdasarkan skor SINTA.
Selain itu, pesantren terus mengembangkan digitalisasi akademik, meningkatkan kompetensi guru, dan memperkuat karakter santri melalui madrasah diniyah serta halaqah kitab kuning.
2. Pembinaan Santri dan Kehidupan Asrama
Dalam bidang keasramaan, pesantren konsisten membina spiritual dan moral santri melalui kegiatan Lailatus Syahriah, khidmah santri, serta pelatihan kewirausahaan. Pesantren juga menegakkan disiplin dan kebersihan dengan pendekatan edukatif dan keteladanan.
“Hubungan ruhani antara santri dan kiai harus terus dijaga agar sanad keilmuan dan spiritual tetap tersambung,” pesan Kepala Pesantren dalam sambutannya.
3. Pengabdian dan Sosial Kemasyarakatan
Pesantren juga aktif dalam kegiatan pengabdian masyarakat di berbagai daerah binaan. Santri dan alumni turut berperan dalam program dakwah, literasi Al-Qur’an, pemberdayaan ekonomi, serta layanan sosial seperti bakti lingkungan dan kesehatan gratis.
Program Santri Mengabdi bahkan diperluas hingga kawasan tapal kuda dan Madura bagian timur.
4. Kelembagaan dan Manajemen Pesantren
Dari sisi tata kelola, pesantren telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Pesantren (SIMNJ) untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas administrasi.
Koordinasi antarunit juga semakin solid melalui pelaporan periodik dan evaluasi kinerja lembaga.
5. Sarana, Prasarana, dan Infrastruktur
Pada tahun 2025, sejumlah pembangunan penting berhasil diselesaikan, seperti pembangunan asrama putra dan putri, renovasi Masjid Jami’ Nurul Jadid, peningkatan sarana air bersih, serta dapur umum.
Pesantren juga tengah menuntaskan pengembangan pusat digital pesantren sebagai pusat data dan informasi terintegrasi.
6. Kerja Sama dan Jaringan Global
PPNJ terus memperluas jaringan kerja sama dengan lembaga pendidikan, pemerintah, dan organisasi Islam di dalam maupun luar negeri. Beberapa dosen dan alumni UNUJA berpartisipasi dalam riset kolaboratif nasional dan internasional.
Selain itu, program “Santri Go International” mulai dijalankan dengan pengiriman kader dakwah ke Jepang, Malaysia, dan Timur Tengah.
Selain itu, Kiai Hamid menegaskan lima komitmen utama untuk tahun mendatang, yakni memperkuat integrasi pendidikan pesantren dan perguruan tinggi, meningkatkan kualitas keasramaan, mengembangkan pesantren digital, memperluas jejaring pengabdian masyarakat, serta meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia pesantren.
