Bahasa Madura Diusulkan Jadi Muatan Lokal, JongMa Probolinggo Raya Siap Kawal Gerakan Pelestarian Bahasa Daerah

12 Desember 2025 09:30 12 Des 2025 09:30

Thumbnail Bahasa Madura Diusulkan Jadi Muatan Lokal, JongMa Probolinggo Raya Siap Kawal Gerakan Pelestarian Bahasa Daerah
Ketua JongMa Probolinggo Raya Ponirin Mika saat memberikan sambutan di acara launching (Foto: Kholidi/Ketik.co.id)

KETIK, PROBOLINGGO – Ketua Organisasi kepemudaan Jong Madura (JongMa) Probolinggo Raya Ponirin Mika menyatakan komitmennya untuk mengusulkan Bahasa Madura sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah. Usulan ini disampaikan dalam acara launching JongMa yang digelar di Wisma Dosen Universitas Nurul Jadid, Kamis, 11 Desember 2025.

Ketua Umum JongMa, Ponirin Mika, menegaskan bahwa pelestarian bahasa daerah merupakan bagian penting dari menjaga jati diri dan budaya Madura. Menurutnya, banyak anak muda Madura yang mulai kehilangan kemampuan berbahasa Madura yang baik dan benar, khususnya dalam penggunaan bahasa halus.

Ponirin menyampaikan keprihatinannya terhadap fenomena tersebut. Ia menilai, kemampuan bahasa Madura halus adalah bentuk penghormatan kepada orang tua dan tokoh yang lebih tua. Ketika hal itu mulai hilang, maka perlahan-lahan tatanan adab ikut terkikis.

Ia juga menambahkan bahwa Bahasa Madura bukan sekadar media komunikasi, tetapi juga sarana pewarisan nilai, etika, dan filosofi hidup. Karena itu, penguatan bahasa daerah perlu dilakukan secara sistematis melalui pendidikan formal.

Dalam kesempatan itu, JongMa mengajak seluruh organisasi mahasiswa dan komunitas kepemudaan yang hadir untuk turut mengawal usulan tersebut. Ponirin menekankan pentingnya dukungan kolektif agar pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap gagasan ini.

Menurutnya, jika Bahasa Madura masuk dalam muatan lokal, maka sekolah-sekolah dapat menyusun kurikulum yang lebih sesuai dengan kebutuhan generasi muda Madura saat ini. Mulai dari kosakata dasar, tata bahasa, hingga pengenalan ragam tingkat tutur.

Acara launching ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan organisasi mahasiswa, komunitas literasi, serta tokoh pemuda dari berbagai perguruan tinggi di Probolinggo Raya. Mereka menyatakan dukungan terhadap langkah JongMa dalam memperjuangkan bahasa daerah.

Para peserta juga menilai bahwa revitalisasi Bahasa Madura perlu dilakukan secara lebih luas, tidak hanya melalui sekolah tetapi juga melalui kegiatan budaya dan ruang kreatif anak muda. Namun memasukkan bahasa Madura ke muatan lokal dinilai sebagai langkah strategis awal.

Ponirin berharap, setelah deklarasi ini, JongMa bersama para pemuda Madura dapat membentuk tim khusus untuk menyusun konsep naskah akademik sebagai dasar pengajuan resmi kepada pemerintah daerah. Tim tersebut juga akan melakukan kajian mendalam terkait kebutuhan dan metode pembelajaran.

Ia menegaskan bahwa JongMa tidak ingin sekadar menyuarakan wacana, tetapi akan menyiapkan langkah konkret agar usulan ini diterima dan diterapkan di sekolah-sekolah wilayah Probolinggo.

Selain fokus pada isu bahasa, launching JongMa juga mengukuhkan komitmen organisasi dalam bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi. Bahasa Madura menjadi salah satu pintu masuk untuk memperkuat identitas pemuda Madura dalam peradaban global.

Tombol Google News

Tags:

Bahasa Madura JongMa Probolinggo Raya