Integrated Farming Jadi Solusi HKTI Surabaya di Tengah Keterbatasan Lahan

25 Juli 2025 16:51 25 Jul 2025 16:51

Thumbnail Integrated Farming Jadi Solusi HKTI Surabaya di Tengah Keterbatasan Lahan
Ketua DPC HKTI Surabaya Anna Lutfie. (Foto: Shinta Miranda/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Di tengah tantangan keterbatasan lahan pertanian di wilayah perkotaan, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Surabaya menunjukkan langkah progresif dengan menggagas program integrated farming atau sistem pertanian terpadu.

Program ini menjadi jawaban atas kondisi geografis Kota Surabaya yang semakin padat, namun tetap berkomitmen menjaga ketahanan pangan melalui optimalisasi pertanian modern.

Ketua DPC HKTI Surabaya Anna Lutfie menyebut keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bertani. Justru, keterbatasan tersebut menjadi motivasi untuk melahirkan inovasi-inovasi baru dalam dunia pertanian yang bisa diaplikasikan di wilayah perkotaan.

"Dengan konsep integrated farming. Pertanian tidak hanya bicara tentang bagaimana produktivitas tanaman mangga, padi, kacang, jagung ya. Tapi juga pertanian bicara juga dengan subsektor hortikultura, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan," jelasnya saat ditemui pada Kamis 24 Juli 2025.

Anas menjelaskan dengan konsep integrated farming membuat para petani sejahtera karena ini memungkinkan berbagai aktivitas pertanian dilakukan dalam satu area kecil. Cocok untuk lahan sempit di perkotaan.

"Bahwa ketika kita ngomong tentang kesejahteraan petani, itu tidak bisa diselesaikan dengan membangun pertanian di satu subsektor saja. Tanah menampangan misalkan," paparnya.

Soal tantangan ketahanan pangan di Kota Surabaya, Anna menjelaskan pihaknya akan mengembangkan urban farming di daerah Surabaya barat.

"Lakarsantri, daerah-daerah yang masih memungkinkan bagaimana kita menerapkan urban farming dengan konsep integrated farming," ucapnya.

"HKTI punya konsep yang tadi saya sampaikan integrated farming. Satu kawasan nanti ada peternakannya, ada perikanannya, ada perkebunannya, ada hortinya, ada tanaman pangan dan kehutanan. Kehutanan lebih konsentrasi di tanaman obat herbal nanti," imbuh Anas.

Dengan semangat berinovasi dan kolaboratif, HKTI Surabaya membuktikan bahwa pertanian tidak melulu identik dengan pedesaan. Justru di kota besar, pertanian bisa tumbuh melalui pendekatan cerdas dan terintegrasi, demi masa depan pangan yang berkelanjutan. (*)

Tombol Google News

Tags:

HKTI HKTI Jatim Anna Lutfie hkti surabaya Ketua DPC HKTI Surabaya ketahanan pangan Surabaya