Indonesia Pusaka, Lagu Perjuangan Ismail Marzuki yang Kembali Menggema di Tengah Demo

5 September 2025 16:31 5 Sep 2025 16:31

Thumbnail Indonesia Pusaka, Lagu Perjuangan Ismail Marzuki yang Kembali Menggema di Tengah Demo
Ismail Marzuki, pencipta lagu Indonesia Pusaka (Foto: Website Argepegio Sheer Music dan Wikimedia Commons)

KETIK, SURABAYA – Di tengah maraknya aksi demonstrasi yang terjadi di Indonesia, lagu Indonesia Pusaka kerap digunakan sebagai latar suara dalam berbagai unggahan video aksi di media sosial, khususnya Instagram.

Lagu ciptaan Ismail Marzuki ini dianggap sebagai simbol perjuangan dan cinta tanah air. Sebagai salah satu komponis besar Indonesia, Ismail Marzuki dikenal lewat karya-karya patriotiknya yang penuh makna.

Lahir di Jakarta pada 11 Mei 1914, ia dikenal sebagai sosok yang menciptakan berbagai lagu bertema nasionalisme, perjuangan, hingga cinta tanah air.

Berikut ini adalah lirik lengkap lagu Indonesia Pusaka:

Indonesia tanah air beta,
Pusaka abadi nan jaya,
Indonesia sejak dulu kala,
Tetap dipuja-puja bangsa.

Di sana tempat lahir beta,
Dibuai, dibesarkan pula,
Tempat berlindung di hari tua,
Tempat akhir menutup mata.

Sungguh indah tanah air beta,
Tiada bandingnya di dunia,
Karya indah Tuhan Maha Kuasa,
Bagi bangsa yang memujanya.

 

Beberapa sumber menyebutkan, Ismail mulai mengembangkan bakat musiknya dari ayahnya sendiri, yang merupakan kolektor piringan hitam. Selain itu, ia juga memiliki beberapa alat musik di rumah yang mendukung kecintaannya pada dunia seni musik.

Ia mulai menekuni dunia musik secara otodidak, dengan dukungan penuh dari sang ayah. Kemampuannya dalam bermusik pun berkembang pesat dari sekadar hobi, hingga akhirnya menjadi alat perjuangan di masa penjajahan Jepang.

Tanpa harus mengangkat senjata, Ismail Marzuki menyuarakan semangat kebangsaan melalui nada dan lirik. Atas dedikasinya, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2004. Namanya juga diabadikan dalam Taman Ismail Marzuki, pusat kesenian yang diresmikan pada 10 November 1968.

Melalui lagu-lagu dengan lirik yang mudah dicerna, karya-karyanya tetap abadi hingga saat ini. Adapun beberapa karya lainnya itu “Rayuan Pulau Kelapa”, “Halo-halo bandung” bahkan “Hari Lebaran”.

Lirik lagu perjuangan ciptaan Ismail merefleksikan perjuangan fisik para pahlawan, sehingga karya-karyanya terasa seperti potret zaman. Ia menciptakan musik dari apa yang dilihat dan dirasakannya secara langsung.

Inilah yang membuat lagu-lagunya tetap relevan hingga saat ini. “Indonesia Pusaka” misalnya, yang mengandung makna mendalam tentang cinta tanah air.

Sejalan dengan demonstrasi yang tengah berlangsung, lagu ini menunjukkan bahwa aksi tersebut dilakukan karena rasa cinta pada tanah air, bukan karena kebencian.

Hal ini tercermin dalam lirik “tempat berlindung di hari tua, tempat akhir menutup mata” menggambarkan betapa Indonesia adalah tempat pulang dan harapan terakhir bagi setiap warga negaranya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

pahlawan nasional Indonesia Pusaka demo Ismail Marzuki demonstrasi tuntutan rakyat