KETIK, SURABAYA – CEO Ketik.com, Kiagus Firdaus, menceritakan kisah lahirnya portal berita dengan tagline "Kolaborasi, Inovasi, Aksi" yang bermula dari perjalanan panjang dan perenungan sejak tahun 2019 hingga 2023. Keputusan itu diambil setelah dirinya menolak tawaran jabatan sebagai Direktur Marketing di Jawa Pos Grup.
Memilih mengakhiri karier dan bertekad mandiri, Kiagus akhirnya mendirikan media portal berita sendiri yang diharapkan bisa membantu banyak orang untuk menapaki kesuksesan bersama media maupun sub-bidang usaha lainnya yang bermunculan.
“Tahun 2019, saya mundur dari Jawa Pos meski jabatan Direktur Marketing ditawarkan kepada saya. Saya bertekad merintis usaha, mendirikan media sendiri, tapi saya tidak mau yang ecek-ecek,” ujar Kiagus mengawali kisahnya.
Pada kurun waktu 2019–2023, ia terus mencari inspirasi nama portal media yang dirasa cocok. Hingga akhirnya hatinya terpaut dengan nama singkat Ketik, yang terinspirasi dari intro sebuah lagu dalam perjalanan dari Madiun ke Surabaya. Ia mengaku tak sengaja, ketika pendengarannya terpikat suara mesin ketik di intro lagu tersebut.
“Saat itu sopir memutar lagu, dan tak sengaja hati serta pikiran saya terpaut dengan suara mesin ketik di intro lagu Surat Cinta Untuk Starla. Suara mesin ketik itu langsung saya hubungkan dengan jurnalis,” jelas Kiagus saat menyampaikan paparan HUT Ketik.com di depan Kepala Biro, redaksi, wartawan, kru Ketik.com se-Indonesia, serta manajer dan pegawai dari seluruh bidang usaha, di Cemorokandang, Malang, Selasa, 9 September 2025.
Berbaris karangan bunga ucapan di HUT Ketik ke-3 yang digelar di Malang (Foto: Martudji / Ketik.com)
Ia mengakui tidak mudah mencari nama untuk media baru, lantaran sudah banyak media dengan berbagai nama. Bahkan, tidak sedikit media baru yang muncul dengan mendompleng nama media mainstream. Baginya, nama tidak sekadar label, tetapi harus memiliki makna.
“Sulit menemukan nama. Senior-senior kita pintar memilih nama pendek, tapi semua punya arti yang sangat penting,” kata Kiagus sambil menyinggung sejumlah media baru yang menempelkan kata news, angka, atau tambahan lain pada nama media lama.
Dengan prinsip itu, ia pun bersungguh-sungguh mencari nama yang tepat.
“Bahasa Jawanya, ‘bersemidi’. Saya ingin satu kata yang berkaitan dengan dunia jurnalis. Tiga tahun saya memikirkan dan mencari nama. Harapan saya Ketik bisa menjadi media besar dan berguna bagi semuanya. Dan Gusti Allah mboten sare, akhirnya saya menemukan nama Ketik. Itu terilhami dari lagu Surat Cinta Untuk Starla. Suara mesin ketik itu terus terbawa di benak saya setiap waktu,” ungkapnya.
Menurutnya, mesin ketik adalah senjata utama jurnalis pada era sebelum komputer, terutama saat dirinya mengikuti jejak Dahlan Iskan.
“Mesin ketik itu senjatanya jurnalis. Kemudian saya memutuskan untuk ‘mengunci’ membeli domain itu: Ketik,” lanjutnya.
Mesin Ketik, icon media online ini juga terpanjang di HUT ke-3 Ketik. (Foto: Martudji/ Ketik.com)
Setelah menemukan nama yang pas, tim pun mulai dibentuk untuk melahirkan website portal berita Ketik.co.id, yang kemudian disusul Ketik.com.
Perjalanan ini semakin kuat setelah mendapat pengakuan dari seorang profesor ahli bahasa di Universitas Negeri Malang, yang menyatakan bahwa nama Ketik layak dipakai dan diyakini membawa keberkahan.
“Saat konsultasi, beliau langsung mengacungkan dua jempol sambil berkata: bagus, kamu akan besar. Dan puncaknya pada jam 9, tanggal 9, bulan 9, tahun 2022, Ketik.com resmi berdiri dan diluncurkan,” ujar Kiagus.
Kini, di usianya yang ketiga, media online yang berkantor pusat di Surabaya ini terus menyajikan berita dari berbagai penjuru tanah air. Di bawah PT Ketik Media Siber yang dipimpin Kiagus Firdaus, berbagai usaha baru juga bermunculan dan berkembang, membuka peluang bagi siapa saja yang ingin berkarier, baik di Ketik.com maupun di bidang usaha lain di bawah naungan holding perusahaan tersebut. (*)