KETIK, SURABAYA – Halloween di Indonesia memang identik dengan film horor, tapi kalau sobat Ketikers lebih suka kengerian yang bisa dibaca di mana saja, sambil rebahan, bersantai di sofa, bahkan saat naik transportasi umum, maka karya-karya mangaka legendaris Junji Ito wajib masuk daftar!
Belakangan, karya-karya Ito kembali ramai dibicarakan berkat pameran 'Junji Ito Horror House' yang digelar di Grand City Surabaya pada Juli hingga September lalu, dan kini sedang berlangsung di Jakarta. Rasanya pas banget dengan suasana Oktober yang identik dengan kengerian.
Berbeda dari kebanyakan cerita horor yang bergantung pada hantu atau darah, Junji Ito punya kemampuan unik; ia bisa membuat hal-hal paling biasa jadi sumber mimpi buruk. Dari spiral, kecantikan, sampai rasa ingin tahu, semuanya bisa berubah jadi bencana.
Nah, kalau sobat Ketikers ingin merayakan Halloween dengan cara yang sedikit berbeda, berikut beberapa karya Junji Ito yang siap bikin kalian susah tidur!
1. Uzumaki (1998)
Bayangin kalian tinggal di kota yang terobsesi pada bentuk spiral... orang-orang mulai menggambar spiral di mana-mana, rambut berubah jadi spiral, bahkan tubuh manusia ikut melingkar seperti pusaran air!
Uzumaki bukan sekadar cerita aneh, ini adalah pengalaman visual yang bikin kepala ikut berputar. Setiap panelnya seperti menghipnotis pembaca untuk terus tenggelam lebih dalam ke dalam kegilaan. Cocok buat sobat Ketikers yang suka horor atmosferik dan simbolik!
2. Tomie (1987)
Jika Halloween identik dengan hantu seram, Tomie adalah versi yang paling stylish sekaligus mengerikan. Ia cantik, memesona, dan punya kemampuan untuk membuat siapa pun terobsesi sampai gila, lalu membunuhnya dalam sekejap mata.
Tapi setiap kali Tomie mati, ia akan muncul lagi, seolah tidak pernah pergi. Cerita ini berulang-ulang dengan versi Tomie yang berbeda, dan setiap kali pembaca berpikir sudah tahu akhirnya, Junji Ito akan membuat tebakan pembaca salah lagi. Karya ini sekaligus menjadi satire tentang obsesi manusia terhadap kecantikan dan keabadian.
3. Lovesickness (2011)
Judulnya mungkin terdengar manis, tapi Lovesickness adalah kisah tentang cinta yang menyesakkan dada secara harfiah. Ceritanya berpusat pada fenomena ‘ramalan jalan kabut’, di mana gadis-gadis mencari petunjuk cinta dari orang asing di jalan berkabut.
Tapi ketika sosok misterius dengan wajah menawan muncul, hasilnya bukan kisah romantis… melainkan tragedi! Ini versi ‘cinta segitiga’ paling kelam yang bisa kalian temui di manga horor.
4. Black Paradox (2009)
Empat orang berniat bunuh diri bersama, tapi malah menemukan portal menuju dunia lain. Dari situ, mereka menemukan bahan misterius yang bisa menciptakan kehidupan baru.
Black Paradox memadukan body horror, eksistensialisme, dan humor gelap khas Junji Ito, sukses membuat pembacanya merenung sekaligus meringis! Cocok buat sobat Ketikers yang suka cerita horor dengan filosofi absurd.
5. Hellstar Remina (2005)
Apa yang lebih menyeramkan dari alien? Planet yang hidup dan lapar!
Hellstar Remina bercerita tentang seorang gadis bernama Remina yang tanpa sengaja menjadi simbol kehancuran dunia setelah menemukan sebuah planet raksasa, dan planet itu menelan bintang, lalu mendekati Bumi. Imajinasi Junji Ito di sini benar-benar di luar nalar, menggambarkan akhir dunia dengan visual yang indah sekaligus menakutkan.
Karya-karya Junji Ito adalah bentuk teror yang tidak lekang oleh waktu. Visual detail yang ia buat bukan hanya indah, tapi juga mengganggu, setiap garis dan ekspresi wajah terasa hidup, seolah siap keluar dari halaman.
Ceritanya pun absurd, tapi anehnya selalu terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari: cinta, obsesi, rasa ingin tahu, dan ketakutan akan hal-hal kecil yang tak bisa dijelaskan.
Meskipun para pembaca sudah tahu bagaimana akhir ceritanya, selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan setiap kali membaca ulang, entah detail kecil di latar, atau ekspresi karakter yang baru terasa menyeramkan setelah diperhatikan ulang.
Halloween tidak selalu harus dirayakan dengan menonton film atau berdandan jadi zombie. Kadang, duduk diam dengan sebungkus keripik dan buku Junji Ito di tangan sudah cukup membuat bulu kuduk berdiri.
Karena di dunia Junji Ito, ketakutan tidak datang dari luar, tapi dari hal-hal kecil yang kamu pikir aman.
Jadi, siapkah sobat Ketikers membuka halaman pertama dan melihat ke dalam spiral?
