FISIP UNAIR Perkuat Ketahanan Cegah Pernikahan Dini di Wilayah Anak Pekerja Migran

19 Oktober 2025 17:01 19 Okt 2025 17:01

Thumbnail FISIP UNAIR Perkuat Ketahanan Cegah Pernikahan Dini di Wilayah Anak Pekerja Migran
Potret Usai Kegiatan Program Pengabdian Masyarakat bertajuk " Penguatan Ketahanan Remaja dalam Pencegahan Pernikahan Dini pada Anak Pekerja Migran Indonesia " di Kecamatan Donomulyo, Malang pada Minggu 19 Oktober 2025 (Dok. UNAIR)

KETIK, MALANG – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga mendorong penguatan ketahanan remaja dalam mencegah pernikahan dini, khususnya di daerah asal pekerja migran Indonesia.

Melalui Program Pengabdian Masyarakat bertajuk “Penguatan Ketahanan Remaja dalam Pencegahan Pernikahan Dini pada Anak Pekerja Migran Indonesia”, kegiatan ini dilaksanakan di Desa Purwodadi, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang.

Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kapasitas remaja agar mampu menghindari praktik pernikahan dini dan menyiapkan masa depan yang lebih baik melalui pendidikan serta pengembangan diri.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan Ketua Forum Peduli Anak Donomulyo, Miut, S.E., yang menegaskan pentingnya investasi pendidikan bagi generasi muda di wilayah pedesaan. “Anak-anak ini adalah calon generasi emas bangsa. Mereka perlu dijaga, diarahkan, dan diberikan ruang untuk bermimpi serta berkembang agar tidak terjebak dalam pernikahan dini yang justru menghambat masa depan mereka,” ujarnya.

Sesi pemaparan materi pertama diisi oleh Irfan Wahyudi, Ph.D., dosen Departemen Komunikasi FISIP UNAIR, yang membawakan materi bertajuk “Menghindari Pernikahan Dini, Masa Depan Gemilang Milik Diri Sendiri.”

Dalam materinya, Irfan menguraikan berbagai faktor yang mendorong pernikahan dini di kalangan anak pekerja migran, mulai dari tekanan ekonomi, rasa sepi karena perpisahan dengan orang tua, hingga pengaruh lingkungan dan media sosial. “Pernikahan itu bukan hal yang sepele. Intinya, itu keputusan besar dan serius. Selagi masih muda, kalian harus berani bermimpi dan percaya pada potensi yang kalian miliki. Jangan biarkan masa depan berhenti karena keputusan yang terburu-buru,” pesan Irfan Wahyudi kepada para peserta.

Materi berikutnya disampaikan oleh Agastya Wardhana, M.Hub.Int., dosen Hubungan Internasional FISIP UNAIR, dengan tema “Melangkah Maju dengan Pendidikan: Meraih Impian Global tanpa Pernikahan Dini.” Ia menekankan pentingnya pendidikan dan mimpi besar bagi anak-anak pekerja migran untuk memutus rantai kemiskinan dan menata masa depan yang cerah.

 “Anak-anak itu harus punya mimpi. Kalau menikah dulu, mimpi itu bisa hilang. Dengan pendidikan, kalian bisa mengembangkan potensi diri dan masa depan yang lebih luas,” ujarnya penuh semangat.

Usai sesi pemaparan materi, kegiatan berlanjut dengan diskusi interaktif yang melibatkan pemateri, remaja peserta, dan tokoh masyarakat setempat. Para peserta tampak antusias berdiskusi dan menyampaikan pandangan mereka mengenai tantangan sosial maupun ekonomi di lingkungan sekitar. Diskusi berlangsung hangat dan reflektif, menunjukkan kepedulian remaja terhadap masa depan serta semangat untuk terus berkembang.

Acara ditutup dengan ajakan bersama dari tim FISIP UNAIR dan Forum Peduli Anak Donomulyo untuk memperkuat jejaring edukasi di tingkat desa. Kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan lembaga lokal diharapkan dapat membentuk lingkungan yang kondusif bagi perlindungan anak dan pendidikan berkelanjutan.

Melalui kegiatan ini, FISIP Universitas Airlangga menunjukkan komitmennya terhadap pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat dan pemberdayaan remaja. Program tersebut menjadi langkah nyata dalam membangun ketahanan sosial serta menanamkan kesadaran pendidikan sebagai fondasi masa depan anak-anak pekerja migran Indonesia. (*)

Tombol Google News

Tags:

#PengabdianMasyarakat #FISIPUNAIR Malang Edukasi #PemberdayaanMasyarakat