Filosofi Pacu Jalur dalam Membayar Pajak

18 Agustus 2025 12:00 18 Agt 2025 12:00

Thumbnail Filosofi Pacu Jalur dalam Membayar Pajak
Oleh: Gisella Ayu Pradipta*

Pacu Jalur, tradisi perlombaan dayung perahu yang dilakukan di Sungai Kuantan, Riau, mendadak menjadi populer. Lomba dayung perahu itu tak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga di mancanegara. Populernya Pacu Jalur tak lepas dari rekaman video seorang anak yang menari di ujung perahu panjang yang sedang berlomba menuju ke garis finis. 

Anak tersebut adalah Rayyan Arkhan Dikha. Dia adalah “Togak Luan”, penari di ujung perahu yang bertugas memberi semangat kepada seluruh awak perahu. Gaya tariannya yang unik membuat Pacu Jalur menjadi viral. Tarian itu seketika menjadi tren aura farming karena dianggap keren dan memancarkan aura kharisma tersendiri. Tak heran banyak orang menirukan gaya penari Pacu Jalur di media sosial. 

Di balik kepopuleran Pacu Jalur, apabila kita tengok lebih dalam, kita akan memahami bahwa tradisi ini bukan sekadar hiburan semata. Pacu Jalur merupakan warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai-nilai filosofi mendalam. Di dalam tradisi lomba dayung ini tersimpan nilai gotong royong, tanggung jawab, dan semangat untuk maju bersama. Nilai-nilai tersebut selaras dengan semangat membayar pajak.

Pajak seringkali hanya dimaknai sebagai kewajiban yang sifatnya administratif belaka. Bahkan mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai beban. Padahal sejatinya pajak merupakan kontribusi nyata dari warga negara untuk membawa Indonesia menjadi negara maju seperti cita-cita kita bersama. Dalam semangat gotong royong itu, mari kita melihat filosofi Pacu Jalur yang bisa menjadi semangat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan.

Gotong Royong, Seirama dan Kompak: Kunci Kesuksesan Pacu Jalur

Panjang perahu Pacu Jalur bisa mencapai 40 meter. Sebuah perahu bisa diisi oleh 40 hingga 60 orang pendayung. Untuk mencapai garis finis dengan cepat, seluruh pendayung harus bekerja sama dan seirama. Diperlukan kekompakan seluruh pendayung, tidak hanya kekuatan dayung semata. Seluruh pendayung harus memiliki irama yang sama saat mendayung perahu menuju tujuan yang sama yaitu mencapai garis finis lebih dahulu dari lawan.

Sama halnya dengan pajak. Apabila seluruh Wajib Pajak menjalankan kewajiban sesuai ketentuan dan Pemerintah bisa mengelola dana pajak dengan bijaksana, maka harmoni ini akan menciptakan pembangunan yang cepat dan merata sehingga harapan menjadi negara maju bukanlah sekadar angan. 

Tanggung Jawab dan Peran Masing-Masing Pendayung Penting

Di dalam Pacu Jalur, setiap awak perahu memiliki perannya masing-masing. Ada yang menjadi komando jalur, juru mudi, tukang gelek (penabuh irama), hingga penari jalur. Komandan memastikan kekompakan seluruh awak perahu dengan memberi aba-aba. 

Juru mudi bertugas untuk mengendalikan arah perahu. Tukang gelek mendorong perahu supaya bisa melaju lebih cepat serta mengatur irama. Penari jalur, yang biasanya adalah anak-anak, bertugas untuk memberi semangat. Semua harus menjalankan perannya masing dengan baik supaya perahu bisa menuju tujuan lebih cepat.

Dalam pajak berlaku hal yang sama. Setiap Wajib Pajak harus memiliki kesadaran pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Apabila hanya sedikit yang sadar dan taat pajak, maka tentunya mimpi menjadi negara maju akan lebih sulit dan lebih lama untuk diwujudkan.

Selain itu, perlu dipahami bahwa pajak yang dibayarkan oleh setiap Wajib Pajak dilakukan sesuai dengan kemampuan yang diatur berdasarkan undang-undang. Jadi setiap dari kita punya porsi masing-masing untuk terlibat dalam pembangunan negara melalui pembayaran pajak. Apapun profesinya, setiap pembayaran pajak dari Wajib Pajak berharga untuk pembangunan.

Integritas dalam Pacu Jalur

Terakhir yang tak kalah penting, dalam Pacu Jalur seluruh peserta harus jujur dan sportif mengikuti aturan. Tidak hanya saat pelaksanaan, tetapi juga saat mempersiapkan perlombaan. Begitu pula dalam membayar pajak. Wajib Pajak harus jujur, transparan, dan penuh integritas dalam menjalankan kewajiban perpajakan. 

Kemenangan di dalam Pacu Jalur merupakan kemenangan bersama. Kemenangan tidak mungkin diraih tanpa persatuan seluruh awak perahu yang memiliki semangat maju bersama. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua dalam membayar pajak. Mari pacu semangat kita dalam meraih tujuan yang sama, mewujudkan pajak tumbuh, Indonesia tangguh. 

Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

*) Gisella Ayu Pradipta merupakan Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

**) Isi tulisan di atas menjadi tanggung jawab penulis

***) Karikatur by Rihad Humala/Ketik.co.id

****) Ketentuan pengiriman naskah opini:

  • Naskah dikirim ke alamat email redaksi@ketik.co.id.
  • Berikan keterangan OPINI di kolom subjek
  • Panjang naskah maksimal 800 kata
  • Sertakan identitas diri, foto, dan nomor HP
  • Hak muat redaksi.(*)

Tombol Google News

Tags:

opini Pajak Gisella Ayu Pradipta