KETIK, PACITAN – Tim CIRAD-France dan Pusat Saint Lanskap Berkelanjutan (PSLB) ISTIPER Yogyakarta melakukan kunjungan ke Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Selasa, 2 Desember 2025.
Kunjungan tersebut dalam rangka agenda Program Indokakao yang merupakan kolaborasi antara Bappenas dan CIRAD France.
Yang tujuannya, mengidentifikasi secara langsung perkembangan pengembangan tanaman kakao di Desa Gawang, yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra budidaya kakao berkualitas dari Pacitan.
Dari hasil lawatan tersebut, Kepala DKPP Pacitan, Sugeng Santoso menyampaikan bahwa potensi kakao di Desa Gawang dinilai berada pada level yang sangat kompetitif.
“Jenis kakao MCC02 dan Sulawesi 1 yang ditanam para petani di sini mampu menghasilkan kualitas Grade A. Ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan pendapatan petani,” ujar Sugeng yang turut mendampingi rombongan.
Tim CIRAD-France juga memberikan beberapa catatan penting.
Rombongan CIRAD-France bersama PSLB ISTIPER Yogyakarta, DKPP Pacitan, Pemdes dan para petani kakao saat meninjau perkebunan kakao di Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Selasa, 2 Desember 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)
Pengelolaan kebun dinilai sudah baik dan mengikuti Good Agriculture Practice (GAP).
Namun, aspek pascapanen masih perlu perbaikan, terutama terkait kadar air biji kakao yang dinilai terlalu kering.
Biji kakao Desa Gawang tercatat memiliki kadar air 5,6 persen, sementara standar internasional berada pada kisaran 8–11 persen.
Catatan lainnya ada pada fasilitas fermentasi.
Kotak fermentasi yang digunakan petani masih berukuran kecil, di bawah batas minimal 40 kilogram, serta masih terdapat unsur metal seperti paku besi.
"Area penjemuran juga disarankan untuk tidak lagi menggunakan bahan logam dan diganti dengan para-para bambu untuk menjaga kualitas biji," jelasnya.
Pj. Kepala Desa Gawang, Tinar Aditya Firdani, S.STP saat menyerahkan bingkisan kepada perwakilan tim kunjungan CIRAD-France di Desa Gawang, Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Selasa, 2 Desember 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)
Selain itu, dalam kunjungan ini juga dibahas rencana uji coba kemitraan pembelian biji kakao antara petani Desa Gawang dengan pihak luar negeri, yakni Chocolate ACBI.
Kemitraan ini direncanakan mulai berjalan pada awal Januari 2026 dengan standar internasional sebagai acuan utama, tanpa batasan kuantitas maupun waktu pengiriman.
"Kami optimistis kakao Gawang bisa menembus pasar internasional," ungkapnya.
Sementara itu, Pj. Kepala Desa Gawang, Tinar Aditya Firdani, S.STP menyatakan kesiapan desanya dalam menindaklanjuti peluang tersebut.
“Kami siap mengembangkan sektor kakao ini lebih serius. Dengan pendampingan dari tim Prancis dan dukungan pemerintah daerah,” katanya.
Adapun pendampingan akan terus berlanjut untuk memastikan proses budidaya dan pascapanen semakin sesuai standar global serta memberikan manfaat maksimal bagi petani.(*)
