KETIK, SURABAYA – Korban meninggal dunia tragedi ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Buduran Sidoarjo terkonfirmasi data BNPB hingga pukul 18.18 WIB mencapai 63 orang yang berhasil dievakuasi hingga Senin, 6 Oktober 2025.
Kendati demikian kepolisian belum melakukan penyelidikan dan memanggil saksi-saksi.
Saat ini, polisi baru mengambil sampel kontruksi bangunan yang ambruk. Jumlahnya mencapai 28 sampel. Namun, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast menyampaikan kalau penyelidikan belum dimulai. Pemanggilan pihak pengurus ponpes pun belum dilakukan.
"Proses penyidikan yang ada dari teman-teman penyidik nanti nanti tentu akan diawali setelah proses evakuasi ataupun pembongkaran, pembersihan sisa material bangunan robohnya bangunan pada Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo," ujarnya saat diikonfirmasi di Mapolda Jatim.
Kombes pol Jules menegaskan, proses itu akan dikoordinasikan dengan Basarnas dan BNPB. Jika semua dipastikan tuntas, polisi akan melakukan penyelidikan. Termasuk mendatangi TKP. Kemudian barulah ada pemanggilan sejumlah saksi.
"Kalau terkait dengan saksi tentu ini berarti kita harus melakukan proses pemanggilan, melakukan proses interogasi. Sejauh ini kami belum melakukan atau melangkah ke sana. Karena kembali yang saya sampaikan tadi bahwa kami masih fokus pada proses evakuasi. Proses penyelamatan, pertolongan ya terhadap korban ataupun evakuasi jenazah," tegasnya.
Perwira dengan tiga melati emas ini menegaskan bahwa penegakan hukum tetap akan dilakukan. Hal itu sesuai dengan instruksi langsung dari Kapolda Jatim, Irjen Pol Nanang Avianto beberapa waktu lalu usai meninjau TKP.
"Kalau bicara penegakan hukum, sebagaimana yang sudah disampaikan oleh Bapak Kapolda, bahwa hal ini pasti akan tetap kita lakukan, ya. Namun tentu menunggu dari proses pembersihan, proses evakuasi seluruh korban ini berhasil dilakukan," pungkasnya.
Kronologi singkat dan korban sudah dievakuasi terjadi pada Senin, 29 September 2025 sekitar pukul 15.35 WIB. Bangunan empat lantai tersebut ambruk saat para santri Pondok Pesantren Al Khozini sedang melakukan Salah Ashar dua rakaat di lantai 1.
Akibatnya, banyak santri yang terjebak dalam puing-puing bangunan. Berdasarkan data sementara yang dikeluarkan Kantor Basarnas Surabaya, Selasa malam, 30 September 2025 sebanyak 100 orang santri menjadi korban tragedi ini. (*)