KETIK, SURABAYA – Pada penyelenggaraan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menekankan program anti-bullying dan toleransi di sekolah.
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya adanya tindakan bullying di sekolah disebabkan karena siswa takut untuk menyampaikan kebenaran dan pendapat. Oleh sebab itu dengan adanya program anti-bullying dan toleransi dapat mendorong siswa untuk berani dan menolak hal yang tidak benar.
"Program ini untuk menciptakan karakter siswa saling membantu tanpa memandang latar belakang. Bagaimana siswa saling membantu di sekolah, tanpa memandang agama, status sosial, atau latar belakang lainnya,” jelas Yusuf, Rabu 16 Juli 2025.
Pada MPLS kali ini Dindik Surabaya mengambil tema "Sekolahku, Rumahku, Guruku, Orang Tuaku" dengan ini diharapkan para siswa dapat mengenal lebih dalam terkait lingkungan sekolah melalui interaksi positif dengan kakak kelas.
"Kami ingin MPLS menjadi awal masuk sekolah yang menyenangkan bagi para siswa dan bebas dari bullying," imbuhnya.
Lebih lanjut, Dindik Surabaya juga melakukan penguatan karakter “wani” atau berani pada siswa, yaitu berani berpendapat, berani bicara, berani memberitahu, dan berani menolak jika menemukan hal yang tidak semestinya.
Untuk mengantisipasi adanya praktik-praktik bullying diperkuat dengan adanya Satuan Tugas (Satgas) Anti-Bullying di setiap sekolah. Satgas melibatkan berbagai elemen, termasuk OSIS, Organisasi Pelajar (ORPES), dan unit seperti UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
"Anti-bullying dan toleransi itu kan sudah kita terapkan sebenarnya dari periode yang kemarin-kemarin," tambahnya.
Yusuf menuturkan pihaknya juga mengajak kakak kelas untuk mengenalkan berbagai ekstrakurikuler yang ada di sekolah, memberikan pilihan bagi siswa baru untuk mengembangkan minat dan bakat mereka.
“Dengan adanya Satgas ini, diharapkan tidak ada lagi kasus perundungan yang terjadi,” pungkasnya. (*)