KETIK, BLITAR – Dugaan upaya provokasi dan rencana kericuhan saat pengesahan warga baru Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kabupaten Blitar kembali memantik keprihatinan. Ketua PSHT Cabang Blitar, Tugas Nanggolo Yudo Dili Prasetiono, atau akrab disapa Bagas, secara tegas menyebut ada indikasi kuat bahwa sekelompok orang merencanakan sabotase terhadap jalannya acara resmi organisasi pencak silat tersebut.
Yang mencengangkan, menurut informasi yang diterima Bagas dari aparat keamanan, SMKN 1 Blitardiduga dijadikan sebagai titik kumpul massa yang hendak melakukan provokasi pada malam pengesahan, Sabtu 12 Juli 2025 lalu di Gedung Serbaguna Pemkab lama Blitar.
“Ada informasi dari intel Polri maupun TNI bahwa sejumlah orang berkumpul di SMKN 1 Blitar untuk merancang pembubaran kegiatan pengesahan warga PSHT. Bahkan ada yang menyiapkan logistik nasi bungkus sebanyak 500 biji, satu mobil pickup penuh. Ini bukan lagi soal organisasi, ini sudah menyangkut penyalahgunaan fasilitas pendidikan untuk agenda kerusuhan,” ungkap Bagas, Senin 14 Juli 2025.
Ia menyayangkan keras jika benar sebuah institusi pendidikan negeri dipakai untuk agenda yang merusak tatanan sosial. Bagas bahkan menyebut akan mendesak pihak berwenang untuk menelusuri sejauh mana keterlibatan pihak sekolah apakah sebagai korban penyusupan, atau ada pembiaran.
“Kami akan menindaklanjuti ini. Kok bisa lembaga pendidikan dijadikan tempat rapat untuk merancang kerusuhan? Ini harus diusut tuntas. Jangan sampai anak-anak didik jadi korban hasutan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bagas mengapresiasi kerja cepat aparat keamanan yang berhasil menghalau massasebelum sempat bertindak lebih jauh. Ia menyebut pengesahan PSHT selalu dilakukan dengan tertib, tanpa konvoi, tanpa kekerasan, dan mematuhi Maklumat Suro 2025.
“Sudah menjadi tradisi PSHT untuk taat hukum dan menjaga ketertiban. Kalau ada yang mengaku-ngaku PSHT lalu bikin rusuh, bisa dipastikan itu bukan bagian dari kami, hanya oknum yang mencatut nama saja,” ujarnya tegas.
Dalam pernyataannya, Bagas juga menegaskan soal kepemimpinan yang sah di tubuh PSHT Blitar. Menurutnya, hanya ada satu struktur legal dan formal yang diakui secara hukum, yakni dirinya sebagai Ketua Cabang Kabupaten Blitar.
“Legalitas kami sudah inkrah. Tidak ada dualisme. Ketua pusat PSHT adalah Kangmas Taufik, dan untuk Kabupaten Blitar, saya satu-satunya ketua cabang yang sah. Kalau ada yang mengaku-ngaku ya itu oknum,” pungkas Bagas. PSHT mendesak agar aparat menindak tegas. (*)