KETIK, PALEMBANG – Proses seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat Kota Palembang diduga menyisakan kejanggalan.
Salah satu orang tua peserta, Septi Nur Hidayati, didampingi suaminya Winarno Santoso, menyampaikan langsung laporan terkait temuan tersebut ke Komisi I DPRD Kota Palembang, Rabu 16 Juli 2025.
Bertempat di Gedung DPRD Kota Palembang, kedatangan Septi diterima oleh Ketua Komisi I Umari Septiandi, ST (NasDem), bersama anggota komisi lainnya yakni M. Firdaus (Gerindra) dan Wahyu Aziz Saputra (PAN).
Dalam keterangannya, Septi menjelaskan bahwa anaknya telah mengikuti seluruh tahapan seleksi dari awal hingga akhir yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palembang. Namun, saat pengumuman akhir, justru tidak dinyatakan lulus. Sebaliknya, peserta lain yang sebelumnya telah gugur pada tahap kelima (parade) justru muncul sebagai salah satu peserta yang dinyatakan lulus.
“Kami mendapati adanya peserta yang sudah gugur di tahap parade, tetapi justru diumumkan lulus sebagai anggota Paskibraka Kota Palembang. Ini sangat kami pertanyakan,” ujar Septi kepada wartawan usai pertemuan dengan DPRD.
Ia juga menambahkan bahwa berdasarkan informasi yang diperolehnya, peserta yang dimaksud telah menyatakan pengunduran diri. Namun, justru pernyataan itu memperkuat dugaan adanya kelulusan yang tidak sesuai prosedur.
“Kalau sudah menyatakan mundur, artinya sudah sempat dinyatakan lulus. Lalu bagaimana mungkin peserta yang sudah gugur malah bisa lulus? Ini sangat membingungkan,” tegasnya.
Menanggapi laporan tersebut, Ketua Komisi I DPRD Kota Palembang, Umari Septiandi menyatakan pihaknya akan memproses laporan yang telah disampaikan.
“Kami menerima aspirasi ini dan akan menindaklanjutinya. Setelah LPJ selesai, akan kami bahas dan proses lebih lanjut,” ujar Umari singkat.
Sebelum mendatangi DPRD, Septi juga telah menyampaikan surat pengaduan ke Rumah Aspirasi Pemerintah Kota Palembang. Petugas rumah aspirasi, Siti, membenarkan bahwa laporan sudah diterima secara resmi.
“Laporan dari Bunda Septi sudah kami terima, dan telah kami teruskan ke atasan untuk segera ditindaklanjuti,” kata Siti saat dikonfirmasi.
Kasus ini menjadi perhatian masyarakat, terutama terkait pentingnya transparansi dan keadilan dalam proses seleksi Paskibraka yang setiap tahunnya menjadi impian banyak pelajar. Keluarga berharap agar kejadian ini dapat ditelusuri secara tuntas, serta menjadi evaluasi serius bagi penyelenggara agar tidak mencederai semangat nasionalisme generasi muda.(*)