KETIK, YOGYAKARTA – Bagi sebagian orang, hukum adalah labirin yang rumit dan menakutkan, terutama bagi masyarakat lapisan bawah. Namun, bagi Amirudin Rohmat, seorang advokat Perhimpunan Advokat Indonesia
(PERADI) dan aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Konsumen dan Kesehatan Yogyakarta, hukum adalah senjata untuk memperjuangkan keadilan.
Lahir 36 tahun lalu di Batang, Jawa Tengah, dari orang tua yang berprofesi sebagai perangkat desa, Amirudin muda telah merasakan betul pahitnya ketidakadilan.
"Pernah suatu waktu keluarga kami berhadapan dengan hukum dan diperlakukan sewenang-wenang oleh orang yang merasa kaya dan meremehkan kami," kenangnya, Selasa petang, 7 Oktober 2025.
Pengalaman inilah yang menjadi titik balik dan memantapkan cita-citanya: menjadi penegak hukum.
Motivasi Terdalam: Membantu Mereka yang 'Buta Hukum'
Setelah menamatkan pendidikan SD hingga SMA di Batang, ia hijrah ke Yogyakarta untuk menempuh gelar S1 dan S2 di bidang Hukum. Sejak 2013, ia bergabung dengan LBH Konsumen dan Kesehatan, dan sejak 2015 resmi menjadi advokat Peradi. Kariernya semakin diperkuat dengan penunjukannya sebagai Pemberi Bantuan Hukum di Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BNNP DIY) sejak 2017.
Baginya, momen paling berkesan adalah saat ia berhasil membantu masyarakat memperoleh keadilan, terutama "bagi masyarakat bawah yang buta sama sekali terhadap proses hukum."
Motivasi hariannya pun muncul dari realita ini: melihat lemahnya pemahaman hukum di masyarakat bawah mendorongnya untuk terus menyadarkan mereka betapa pentingnya hukum.
Prinsip dan Tantangan Seorang Advokat
Dalam perjalanannya, tantangan terbesar Amirudin bukanlah di meja hijau, melainkan dalam dirinya sendiri: mengalahkan ego yang ingin mencapai kekayaan dengan cara yang tidak sesuai dengan agama dan hukum.
Ia berpegang teguh pada satu prinsip yang diajarkan oleh senior dan pimpinannya di LBH: "menjaga amanah dari klien dan tidak sekalipun mencoba menghianati klien apapun keadaannya."
Prinsip inilah yang menjadikannya advokat yang matang, yang mampu mencari solusi atas persoalan pelik dengan "kepala dingin dan hati nurani."
Visi ke Depan: Advokat yang Bermanfaat dan Berbagi Kebaikan
Amirudin memandang kesuksesan bukan hanya pencapaian karier, melainkan saat ia bisa "berbagi dalam kebaikan bagi sesama manusia apapun agamanya, sukunya, tanpa memandang perbedaan."
Karir tertinggi yang ia impikan adalah menjadi advokat yang bermanfaat bagi pencari keadilan dan masyarakat luas.
Di samping perjuangannya di jalur hukum, kepedulian terbesar Amirudin adalah pada kehidupan kaum miskin. Ia bertekad untuk tidak hanya memberi perlindungan hukum, tetapi juga memberi daya ungkit bagi mereka.
"Bagaimana cara kita bisa sedikit memberi pada mereka, kemudian menyaksikan mereka bangkit dari itu," tegasnya,
Sisi Pribadi dan Pesan untuk Generasi Muda
Di luar kesibukannya berjuang di ranah hukum, pria yang mengagumi filsuf seperti Aristoteles, Socrates, dan Cicero ini memiliki sisi lembut. Ia gemar bermain dengan anak-anak, generasi penerus bangsa, dan menghilangkan penat dengan touring motor.
Urusan kantor, ia simpan di kantor, sementara urusan pribadi tetap di rumah. Jika tidak menjadi advokat, ia mungkin akan menjadi seorang pengajar/guru, sesuai dengan keinginan lingkungannya, yang juga selaras dengan hobinya menyendiri dan menulis sesuatu yang unik.
Untuk generasi muda, ia berpesan: "Jalan masih panjang, jangan larut dalam gemerlapnya dunia, pegang teguh iman kita, berbakti pada orang tua, agama, nusa, dan bangsa." Sebuah pesan mendalam dari seorang advokat yang menempatkan hati nurani di atas segalanya. (*)