KETIK, HALMAHERA SELATAN – Kick-off babak 28 besar Piala Bupati Halmahera Selatan (Halsel) 2025 semakin dekat. Sebanyak 28 tim terbaik dari 7 zona resmi memastikan tiket setelah melewati fase penyisihan yang berlangsung sengit.
Gelora Bacan Selatan bakal menyajikan duel-duel panas bertabur gol dan drama menit akhir.
Pertandingan di babak zona sebelumnya berjalan dengan tensi tinggi — dari taktik high pressing yang agresif hingga permainan ball possession rapi khas tim-tim besar.
Kini, dari Zona I hingga Zona VII, setiap kesebelasan membawa semangat baru untuk menembus fase berikutnya. Mereka bukan sekadar datang membawa bola, tapi juga membawa nama baik desa dan mimpi untuk mengangkat trofi Bupati Cup 2025.
Berikut daftar lengkap kesebelasan yang melangkah ke babak 28 besar:
Zona I (Bacan): Marabose, Hidayat, Amasing Kota Barat, Amasing Kota Utara.
Zona II (Bacan Timur): Kampung Makian, Babang, Sayoang, Mandaong.
Zona III (Gane Timur): Pasipalele, Kukupang, Liboba Hijrah, Ranga-Ranga.
Zona IV (Gane Barat): Saketa, Papaceda, Cango, Bumi Rahmat.
Zona V (Obi): Kampung Buton, Jikotamo, Soligi, Laiwui.
Zona VI (Makian): Waigitang, Daury, Rabutdaiyo, Gorup.
Zona VII (Kayoa): Modayama, Gurapin, Gayap, Bajo.
Dari daftar itu, dua tim paling disorot adalah Amasing Kota Barat dan Waigitang, dua kesebelasan yang punya catatan emas di turnamen ini. Mereka pernah mengangkat trofi di edisi sebelumnya dan kini siap melancarkan serangan baru dengan skuad yang lebih matang.
Sementara mantan juara Desa Tomori Bacan harus pulang lebih awal setelah takluk dalam partai penuh gengsi kontra juara bertahan Amasing Kota Barat (Taman Sari)
Koordinator pertandingan Bupati Cup Halsel 2025, Arfandi Yusup Sarief, memastikan bahwa babak selanjutnya akan digelar dengan sistem grup.
“Sebanyak 28 tim akan dibagi ke delapan grup. Tiga grup diisi tiga tim, empat grup lainnya berisi empat tim. Semua keputusan teknis akan dimatangkan di teknikal meeting pada Kamis, 13 November 2025,” ujar Fandi Selasa 11 November 2025.
Fandi menegaskan, babak 28 besar ini akan menjadi ajang pembuktian. Setiap tim harus cerdas dalam build-up play, disiplin dalam defending, dan efektif saat finishing.
“Kami ingin turnamen ini menjadi wadah bagi talenta muda untuk menunjukkan kualitas. Sepak bola daerah bisa besar jika dimainkan dengan hati dan kerja keras,” tambahnya.
Persaingan menuju babak berikutnya diprediksi berlangsung ketat. Strategi counter attack dari tim-tim underdog seperti Pasipalele, Gurapin, dan Cango siap menguji dominasi para langganan juara.
Pertanyaannya kini apakah Amasing Kota Barat bisa mempertahankan mahkota, atau Waigitang datang dengan pola permainan yang lebih tajam dan taktis? Atau harus angkat koper terlebih dahulu.
Lebih dari sekadar turnamen, Piala Bupati Halsel telah menjadi simbol kebangkitan sepak bola lokal. Ia menyatukan desa-desa, membangkitkan rasa kebersamaan, dan menyalakan mimpi generasi muda di lapangan hijau.
“Sepak bola mengajarkan disiplin, sportivitas, dan kebanggaan. Inilah cara terbaik menjaga semangat daerah lewat permainan yang kita cintai,” tutup Fandi.
