KETIK, PACITAN – Bagi sebagian gadis seusianya, cermin dan riasan mungkin jadi teman akrab.
Namun Zahra Ramadanisabil (15) memilih jalan berbeda.
Siswi kelas 9 MTsN 3 Pacitan ini justru betah berkeringat di gelanggang pencak silat, menguji ketangguhan fisik dan mentalnya sebagai atlet Ranting PSHT Pringkuku.
Semua bermula dari rasa penasaran.
Saat masih duduk di bangku kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah, Zahra memberanikan diri masuk organisasi berlatih pencak silat.
Dari sekadar ingin tahu, kebiasaan latihan di luar jam sekolah perlahan berubah menjadi komitmen.
Gerak demi gerak yang ia pelajari membentuk disiplin, sekaligus menumbuhkan kecintaan pada bela diri tradisional tersebut.
Zahra tinggal di Dusun Sumber, Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan.
Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putri pasangan Roni Hari Saputro dan Nita Rahmawati.
Lingkungan keluarga yang hangat dan suportif membuat Zahra bebas mengembangkan minatnya.
Sang ibu yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar turut memberi dorongan agar Zahra terus berkembang selama kegiatan yang dijalani bersifat positif.
Rutinitas Zahra terbilang padat.
Pagi hingga siang ia fokus belajar di sekolah, sementara sore hingga malam diisi dengan latihan pencak silat.
Di sela-sela itu, ia juga aktif mengikuti pramuka, PKM, OSIS, hingga olahraga atletik. Semua dijalani dengan satu kunci utama, pandai mengatur waktu.
Zahra Ramadanisabil (kanan) atlet pencak silat Ranting PSHT Pringkuku sabuk merah saat tampil penuh fokus dalam laga Kejuaraan Pencak Silat SH Terate Cup Kabupaten Pacitan 2025 di GOR Pacitan, Minggu, 21 Desember 2025. (Foto: Al Ahmadi/Ketik)
Di balik semangatnya, perjalanan Zahra tidak selalu mudah. Musuh terberat justru datang dari dalam diri.
Rasa malas kerap menghampiri, terutama saat lelah usai beraktivitas seharian.
“Saya harus mengalahkan rasa malas dan tetap semangat ketika melakukan hal apapun yang baik untuk diri saya,” kata Zahra, Minggu, 28 Desember 2025.
Kerja keras tersebut terbayar lunas saat Zahra turun di Kejuaraan Pencak Silat SH Terate Cup Kabupaten Pacitan 2025.
Ajang yang berlangsung selama tiga hari, Jumat–Minggu, 19–21 Desember 2025, itu diikuti pesilat terbaik dari berbagai ranting se-Pacitan.
Menariknya, kejuaraan tersebut menjadi panggung resmi pertama bagi Zahra.
Meski berstatus pendatang baru, Zahra tampil tanpa gentar.
Ia mampu menunjukkan teknik dan mental bertanding yang matang hingga akhirnya meraih medali emas dan berdiri di podium tertinggi.
Sebuah hasil yang membuat namanya langsung mencuri perhatian.
Prestasi itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya.
Dukungan orang tua dan pelatih yang tak pernah putus menjadi bahan bakar kepercayaan diri Zahra untuk terus melangkah.
Medali emas di SH Terate Cup 2025 menjadi titik awal perjalanan panjang Zahra di dunia pencak silat.
Ke depan, ia bertekad terus mengasah kemampuan dan mengikuti kejuaraan-kejuaraan berikutnya.
"Harapan saya ke depannya bisa lebih baik lagi dan mendapatkan juara di event-event selanjutnya. Saya juga ingin menekuni sebagai atlet pencak silat. Semoga saya bisa membanggakan orangtua dan membanggakan organisasi PSHT," tutup Zahra.(*)
