Bangun Karakter Warga, Wakil Ketua DPRD Surabaya Dorong Majelis Ilmu sebagai Pilar Kampung Madani

7 Juli 2025 18:08 7 Jul 2025 18:08

Thumbnail Bangun Karakter Warga, Wakil Ketua DPRD Surabaya Dorong Majelis Ilmu sebagai Pilar Kampung Madani
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni saat hadir di Pengajian Akbar dalam rangka Haul Kyai Nakidin yang digelar di kampung Rungkut Menanggal, Kecamatan Gunung Anyar. (Foto: Dok. Tim Mas Toni)

KETIK, SURABAYA – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni, menekankan pentingnya peran majelis ilmu dalam membangun karakter warga dan memperkuat kehidupan sosial di tingkat kampung.

“Kampung Madani harus dibangun dari akar dengan dimulai dari pengajian, dari musala, dari gotong royong warga. Di sanalah pendidikan karakter dan spiritualitas tumbuh secara otentik,” ujarnya pada Senin 7 Juli 2025.

Hal ini disampaikan saat hadir langsung dalam Pengajian Akbar dalam rangka Haul Kyai Nakidin yang digelar di kampung Rungkut Menanggal, Kecamatan Gunung Anyar, dalam rangka menyambut bulan Muharram 1447 H.

Menurutnya, majelis ilmu tak hanya menjadi ruang belajar agama, tetapi juga wahana membentuk masyarakat yang toleran, mandiri, dan berdaya.

Menurutnya, pentingnya menjadikan ruang-ruang pengajian sebagai fondasi peradaban kota. Baginya, kota yang hebat tak hanya diukur dari cepatnya pembangunan infrastruktur, tetapi juga diukur dari pembangunan karakter warganya.

"Majelis ilmu seperti ini adalah pondasi bagi lahirnya peradaban kota yang unggul. Ia menumbuhkan akhlak, memperkuat ukhuwah, dan mendorong empati sosial di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban,” terang Fathoni.

Politisi Partai Golkar ini juga menekankan bahwa kegiatan keagamaan di kampung-kampung memiliki posisi strategis dalam mendorong terwujudnya Kampung Madani, konsep kampung yang religius, inklusif, dan berdaya saing secara sosial-ekonomi.

Fathoni juga mengingatkan bahwa pembangunan kota harus berjalan seiring dengan pembangunan batin masyarakat.

Ia mendorong pemerintah dan tokoh masyarakat untuk lebih memberi ruang bagi kegiatan-kegiatan keagamaan yang menyejukkan dan menyatukan.

“Tidak bisa jika kota dibangun tanpa spiritualitas. Tapi bila akhlak ikut tumbuh bersama pembangunan, maka Surabaya bisa menjadi kota yang tak hanya maju, tapi juga bermartabat,” ujarnya.

Ia mengajak para tokoh masyarakat, pengurus RT/RW, serta elemen pemuda untuk aktif menciptakan ruang-ruang belajar yang tak terbatas pada formalitas, tetapi membumi dan dekat dengan kehidupan warga.

“Mari terus hidupkan kampung kita dengan ilmu, iman, dan kebersamaan. Karena dari kampunglah peradaban kota dimulai.” pungkasnya.

Informasi tambahan, Kampung Madani bukan sekadar nama, melainkan gambaran ideal masyarakat yang beradab, rukun, dan aktif membangun lingkungannya secara partisipatif.

Secara etimologis, kata “Madani” berasal dari bahasa Arab madinah yang berarti kota yang berperadaban. Dalam konteks ini, Kampung Madani dimaknai sebagai kawasan pemukiman yang tidak hanya tertata secara fisik, tetapi juga kuat secara moral, spiritual, dan sosial.

Konsep ini kini mulai diterapkan di berbagai kota, termasuk di Surabaya, sebagai bentuk inovasi dalam menata kampung dengan pendekatan yang lebih menyentuh aspek kemasyarakatan.  (*)

Tombol Google News

Tags:

Wakil Ketua DPRD Surabaya Arif Fathoni Pengajian Akbar Haul Kyai Nakidin Kampung Madani Mas Toni Surabaya