KETIK, SURABAYA – Sebannyak 34 pengurus perwakilan Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI Kabupaten/Kota se-Jawa Timur masa bakti 2025–2030 resmi dikukuhkan di Ballroom Hotel Santika Premier Gubeng, Surabaya, Minggu, 10 Agustus 2025.
Ketua PGRI Jawa Timur, Djoko Adi Walujo, menjelaskan bahwa pelantikan kali ini belum mencakup seluruh daerah karena masih ada empat kabupaten/kota yang belum melaksanakan konferensi pengurus tingkat daerah.
“Ada 34 kabupaten/kota yang dilantik. Seharusnya ada 38, tetapi karena belum semua melaksanakan konferensi, maka yang dilantik sementara 34," ucapnya.
Dengan pelantikan ini, Djoko berharap seluruh pengurus organisasi yang menaungi pendidikan bisa profesional. "Profesional itu artinya punya keahlian, memiliki tanggung jawab, dan mampu membangun kesejahteraan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PB PGRI, Prof. Unifah Rosyidi, menyebut pelantikan ini merupakan agenda internal yang bertujuan menyatukan visi dan langkah perjuangan dalam pengelolaan lembaga pendidikan PGRI.
“Meskipun pengelolaan menjadi kewenangan daerah masing-masing, kami ingin menyatukan visi agar lembaga pendidikan kita dikelola dengan baik dan mampu membangun SDM yang unggul. Tata kelola akan terus kita benahi,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa PGRI terus memperjuangkan status dan kesejahteraan guru, termasuk melalui revisi Undang-Undang ASN.
“Alhamdulillah, sebenarnya di dunia ini Indonesia terbaik. Dari target satu juta guru yang diangkat pemerintah, hampir 700 ribu sudah masuk. Awalnya kekurangan 1,6 juta, tapi pengangkatan satu juta guru ini adalah upaya luar biasa," jelasnya.
"Saat ini kami mendata tenaga R2, R3, dan tenaga kependidikan lainnya karena mereka sama pentingnya dalam mendukung proses pembelajaran dan manajemen sekolah,” imbuh Unifah.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, yang turut hadir dalam acara tersebut memberikan apresiasi kepada PGRI atas kontribusinya di bidang pendidikan.
“Pertama, kami ucapkan selamat dan sukses kepada PGRI nasional yang kemarin sudah mendapat legitimasi melalui MA, sehingga dualisme kepemimpinan berakhir. Kedua, kami mengapresiasi YPLP PGRI yang selama ini memberikan kontribusi sangat tinggi terhadap dunia pendidikan,” ujarnya.
Menurut Aries, sekolah-sekolah yang didirikan PGRI telah banyak menorehkan prestasi, termasuk dalam ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Nasional.
“Kontribusi PGRI melalui YPLP memberikan dampak positif terhadap pendidikan di Jawa Timur. Kami berharap ada sinergi berkelanjutan antara PGRI dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, sehingga Jawa Timur tetap menjadi barometer pendidikan nasional,” katanya.
Pelantikan ini menjadi momentum konsolidasi YPLP PGRI se-Jawa Timur dalam memperkuat tata kelola pendidikan, meningkatkan kualitas SDM pendidik, dan memperluas kontribusi organisasi terhadap kemajuan pendidikan di daerah. (*)